MEMAKSAKAN DIRI UNTUK BAIK-BAIK SAJA, WASPADAI GEJALA TOXIC POSITIVITY!

October 11, 2023 | Dea

toxicpositivity, emosional, perasaan, mentalhealth, psikologis, kesedihan, kecewa, realita

Sobat YesDok, pernahkah merasa sangat bingung dengan kehidupan yang anda jalani saat ini? Hal ini justru membuat anda menjadi ketrigger untuk lebih berupaya memperbaiki segalanya dan mengesampingkan hal-hal yang sebenarnya membuat anda nyaman.

 

Selalu berpikiran positif memang lah baik diterapkan sehari-hari, namun dalam menerapkannya, dibutuhkan alarm diri pada hal-hal yang dapat mengganggu kesehatan mental anda, contoh salah satunya sering menormalisasi perlakuan semena-mena teman sebagai bentuk keakraban.


 

Oleh karena itu, anda harus tahu bersikap dan membedakan perlakukan yang pantas anda terima dari orang lain ataupun diri anda sendiri. Simak penjelasan di bawah ini terkait toxic positivity, sebagai berikut.







 

Mengenal Toxic Positivity



 

Toxic positivity merupakan suatu pola pemikiran agar selalu berpikiran positif dan menganggap seberapa buruknya situasi ataupun kondisi yang dialami, dirinya harus menekan atau memaksa untuk selalu merasa segala hal berjalan baik-baik saja dan hal tersebut dinormalisasi sebagai hal yang seharusnya terjadi meski berdampak pada menyakiti diri sendiri.

 

Seseorang yang menerapkan toxic positivity dalam dirinya hanya menerima hal-hal positif dalam hidupnya, ia menolak hal-hal lainnya termasuk emosi negatif.  Menurut Psychology Today, dijelaskan bahwa seseorang yang berusaha untuk selalu menolak bahkan menyangkal emosi negatif, akan berdampak menimbulkan emosi negatif yang lebih besar  lagi.



 

Berikut ini alasan seseorang menerapkan toxic positivity dalam hidupnya, antara lain:

 

  • Berusaha untuk memberikan rasa simpati terhadap seseorang yang mengalami kemalangan dalam hidupnya
     
  • Sebagai upaya untuk menghindarkan diri dari pengaruh stress berlebihan
     
  • Berusaha untuk lari dari kenyataan pahit
     
  • Berusaha mensugesti diri untuk menjadi seseorang yang kuat dan tahan banting
     
  • Berekspektasi tinggi terhadap hal tertentu terjadi meskipun tidak realistis






 

Tanda - Tanda Toxic Positivity


 

Berikut ini beberapa tanda toxic positivity yang umum terjadi, antara lain:
 

  • Selalu mengabaikan masalah daripada menyelesaikan atau menghadapinya
     
  • Sering menyembunyikan perasaan atau menekan perasaan yang sebenarnya
     
  • Berusaha untuk satu frekuensi dengan kelompok tertentu meskipun menyakitinya
     
  • Tidak memberikan waktu bagi diri untuk merasakan rasa sedih, marah dan kecewa, karena menganggap perasaan itu tidak wajar
     
  • Memberikan semangat pada orang lain, namun dengan pernyataan sarkastik




 

 

Sebaiknya anda lebih jujur terhadap perasaan yang terjadi dalam diri anda. Menghindari dan mengabaikannya tidak akan membuatnya semakin baik, justru akan menciptakan racun bagi diri anda dan berpengaruh pada lingkungan sekitar. 
 

 

Berusahalah untuk lebih realistis dan apa adanya, berusahalah untuk mengekspresikan kesedihan dan rasa kecewa. Hal tersebut dapat membuat diri anda menjadi lebih lega dan lebih baik kedepannya. Berusahalah untuk memahami bukan menghakimi diri atau orang lain, jangan pernah memberikan semangat dengan cara adu nasib atau membandingkan.


 

Jika anda masih kesulitan untuk mengontrol diri, sebaiknya anda berkonsultasi kepada psikolog untuk bisa mengontrol perasaan anda. Jika bingung harus mulai darimana, anda dapat berkonsultasi secara video call melalui YesDok tanpa harus keluar rumah. Konsultasi fleksibel dengan waktu 24/7 dapat membantu anda untuk sembuh.







 

REFERENSI




 

https://adaa.org/learn-from-us/from-the-experts/blog-posts/consumer/toxic-positivity

https://www.psychologytoday.com/us/basics/toxic-positivity

https://cose.org/2023/05/what-every-small-business-needs-to-know-about-toxic-positivity/

YesDok Ads