WHO menyatakan virus Monkeypox sebagai darurat kesehatan masyarakat dan telah mengundang banyak perhatian secara skala internasional.
Hal ini berarti WHO memandang wabah ini sebagai ancaman yang cukup serius dan signifikan bagi kesehatan global sehingga respons internasional sangat diperlukan untuk mencegah virus dari penyebaran yang luas dan berpotensi meningkat menjadi pandemi.
BBC melansir bahwa lebih dari 16.000 kasus telah dilaporkan dari berbagai negara, kata direktur jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Ia juga menambahkan bahwa deklarasi tersebut akan membantu mempercepat pengembangan vaksin serta penerapan langkah-langkah yang tepat untuk membatasi penyebaran virus.
Apa itu monkeypox?
Monkeypox atau cacar monyet merupakan infeksi virus langka yang disebabkan oleh hewan (zoonosis) dan juga dapat menular ke manusia. Ditandai dengan demam, pembengkakan kelenjar getah bening serta ruam.
Healthline melansir bahwa monkeypox pertama kali diidentifikasi pada tahun 1958. Ada dua wabah di antara monyet yang digunakan untuk penelitian tersebut. Hal itu menjadi penyebab kondisi tersebut disebut monkeypox.
Kasus monkeypox yang menular dari manusia ke manusia lainnya terjadi pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo.
Gejala
Gejala cacar monyet rupanya memiliki kemiripan dengan cacar biasa atau smallpox.
Namun biasanya gejala monkeypox termasuk lebih ringan. Masa inkubasi memerlukan waktu sekitar 5-21 hari untuk gejala pertama muncul. Dibutuhkan selama 7-14 hari dalam kasus yang banyak.
Gejala awalnya, termasuk
- Sakit kepala
- Demam
- Nyeri punggung belakang
- Keletihan
- Panas dingin
Setelah demam muncul, umumnya ruam akan mulai timbul dan biasanya memengaruhi beberapa bagian tubuh seperti wajah, telapak tangan dan mulut.
Menurut lansiran CNBC, para pakar kesehatan tidak percaya bahwa monkeypox menyebar melalui partikel aerosol seperti COVID. Cacar monyet bisa menyebar melalui kontak dengan bahan yang terkontaminasi seperti seprai atau pakaian.
