Waspada, Ini Tanda Pneumonia Pada Balita

July 12, 2021 | Aqiyu

pneumonia

Virus corona yang masih mewabah menyerang saluran sistem pernapasan hingga menyebabkan pneumonia yang parah. Pneumonia merupakan radang akut yang menyerang jaringan paru dan sekitarnya. Pneumonia dapat dialami siapapun, orang dewasa hingga balita.

Pneumonia tidak boleh dianggap remeh, karena kondisi ini adalah manifestasi infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang paling berat dan dapat menyebabkan kematian. Bahkan pada 2015, WHO melaporkan hampir 6 juta balita meninggal dunia, 16 persen dari jumlah tersebut disebabkan pneumonia. Pada tahun yang sama, lebih dari 14 persen dari 147.000 anak dibawah lima tahun di Indonesia meninggal karena pneumonia.

Penyebab pneumonia sendiri adalah infeksi virus, bakteri atau jamur. Bakteri yang paling sering adalah pneumokokus (streptococcus pneumonia), HIB (haemophilus influenzae type b), dan stafilokokus (staphylococcus aureus). Sementara virus penyebab pneumonia adalah rhinovirus, respiratory syncytial virus (RSV) atau virus influenza. Virus campak (morbili) juga dapat menyebabkan komplikasi berupa pneumonia.

YesDok Ads

Waspadai tanda-tanda pneumonia yang terjadi pada balita berikut ini:

  • Terjadinya peningkatan frekuensi napas sehingga anak tampak sesak.
  • Tampak tarikan dinding pada dada bagian bawah setiap kali Tarik napas.
  • Napas cepat. Batasan frekuensi napas cepat pada bayi 2-12 bulan adalah 50 kali per menit. Usia 1-5 tahun 40 kali per menit.
  • Perburukan gejala seperti gelisah, tidak mau makan dan minum.
  • Kejang atau sianosis (kebiruan pada bibir).
  • Penurunan kesadaran.

Menurut WHO terdapat tiga langkah penanggulangan pneumonia yaitu proteksi balita, pencegahan pneumonia dan tata laksana pneumonia yang tepat. Dilansir dari IDAI, proteksi ditujukan untuk menyediakan lingkungan hidup yang sehat bagi balita. Dengan memberikan nutrisi yang cukup, ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan dan udara pernapasan yang bebas dari polusi asap rokok, asap kendaraan dan asap pabrik). Pemberian ASI eksklusif dapat menurunkan risiko pneumonia pada balita sebesar 20 persen.

Pemberian imunisasi lengkap juga termasuk cara pencegahan pneumonia sebesar 50 persen. Menurut laporan John Hopkins Bloomberg School of Public Health 2015 : Pneumonia & Diarrhea Progress Report 2015, Indonesia adalah salah satu dari negara dengan kasus pneumonia tertinggi yang belum memasukan vaksin pneumokokus sebagai vaksin program imunisasi rutin nasional.  IDAI sendiri merekomendasikan pemberian imunisasi PCV untuk anak berumur 2 bulan hingga 5 tahun. 

YesDok Ads