Waspada Coronasomnia Gangguan Tidur Saat Pandemi

September 19, 2021 | Aqiyu

Coronasomnia Gangguan Tidur Saat Pandemi

Sejak dilanda virus corona, tidak dapat dipungkiri banyak orang yang mengalami stres dan kecemasan. Sehingga menimbulkan gangguan tidur pada 36 persen orang dewasa. 75 persen diantaranya mengalami gangguan tidur. Sekitar 36 persen di antaranya adalah petugas kesehatan dan 32 persen dari populasi umum yang juga mengalami masalah tidur selama pandemi.

Munculnya gangguan tidur saat pandemic atau coronosomnia ini, menurut beberapa ahli dipicu oleh meningkatnya stress dan gangguan terhadap  rutinitas yang terjadi selama pandemi. Bahkan pemberitaan mengenai virus corona yang terus menerus disiarkan dapat memperburuk kondisi seseorang yang sebelumnya memiliki masalah tidur atau insomnia.

Menurut Direktur Pusat Penelitian Tidur di Université Laval di Quebec, Charles M. Morin, tidur merupakan syarat kesehatan yang harus dipenuhi agar hidup lebih nyaman. ia menyebutkan bahwa insomnia adalah masalah besar yang sangat berdampak besar pula pada kualitas hidup. Bahkan insomnia dapat menetap meski seseorang menjalani perawatan untuk meningkatkan kualitas hidup.

YesDok Ads

Coronasomnia bukan hanya dapat dialami oleh individu biasa tetapi juga penderita dan penyintas Covid-19. Selain rasa cemas yang berlebihan akan terinfeksi virus corona, kebiasaan  main gadget dalam waktu lama serta rasa kesepian saat isolasi mandiri memicu munculnya coronasomnia. Kondisi coronasomnia bila dibiarkan terus menerus dalam jangka waktu lama akan berdampak buruk kesehatan mental.

Untuk mengatasinya, menurut para ahli Anda bebaskan kamar tidur dari barang-barang elektronik dan hal yang berhubungan dengan pekerjaan. Buatlah rutinitas sebelum tidur seperti mandi air hangat, meditasi atau membaca buku. Usahakan selalu tidur dan bangun di jam yang sama, buatlah suasana tidur yang nyaman dan gelap. Serta hindari hal-hal yang membuat Anda sulit tidur seperti mengonsumsi kafein, makan besar seeblum tidur dan usahakan untuk rutin berolahraga.

(Foto: reproductive science center)

YesDok Ads