Waspada, Badai Sitokin Pada Pasien Covid-19

August 29, 2021 | Aqiyu

Badai Sitokin

Badai sitokin sebenarnya sudah lama ada seperti halnya happy hypoxia. Badai sitokin merupakan salah satu komplikasi yang dapat dialami oleh pasien Covid-19. Badai sitokin termasuk dalam kondisi kegawatdaruratan. Ini mengapa, pasien Covid-19 harus dalam pengawasan tenaga kesehatan meski isolasi mandiri.

Badai sitokin terjadi ketika senyawa sitokin yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh diproduksi secara berlebih. Dengan kata lain, badai sitokin seperti yang disampaikan oleh Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, badai sitokin adalah reaksi sistem kekebalan tubuh yang berlebihan dan menjadi sesuatu yang tidak bisa dikendalikan.

Normalnya, sitokin hanya berfungsi sebentar dan akan berhenti saat respons kekebalan tubuh sampai di area infeksi. Pada pasien Covid-19, sel imun ini pun menyerang beberapa organ tubuh, menyebabkan peradangan, kerusakan, gagal berfungsi hingga kematian. Berdasarkan temuan ilmuwan Inggris, pasien Covid-19 yang meninggal tercatat hampir 10 kali lebih tinggi kadar oksitosin dalam tubuhnya.

Badai sitokin bisa terjadi tergantung pada daya tahan dalam melawan virus yang masuk. Berikut organ tubuh yang terdampak badan sitokin Covid-19:

  1. Jantung mengalami peradangan dan gangguan kerja jantung.
  2. Menyebabkan cedera pada organ hati yang disertai dengan peningkatan kadar bilirubin.
  3. Ginjal mengalami cedera sehingga menyebabkan penumpukan cairan dan tekanan darah rendah.
  4. Paru-paru mengalami sindrom  penyakit pernapasan akut dan penurunan fungsi paru.
  5. Terganggunya sistem saraf pusat yang membuat sakit kepala, gangguan keseimbangan dan kejang.

Sementara gejala badai sitokin yang wajib Anda ketahui adalah demam dan kedinginan, kelelahan, pembengkakan ekstremitas, mual dan muntah, sakit otot, sendi dan sakit kepala. Selain itu, badai oksitosin juga ditandai dengan ruam, batuk, sesak napas, napas cepat, kejang, getaran, kesulitan mengkoordinasikan gerakan, kebingungan, halusinasi dan respon yang buruk.

Pada badai sitokin yang parah bisa menyebabkan tekanan darah yang sangat rendah dan peningkatan pembekuan darah sehingga kinerja jantung dalam memompa darah tidak dapat bekerja sebaik biasanya. Penanganannya dapat dilakukan dengan pemeriksaan D-dimer dan CRP (tes protein), pemantauan intensif tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, dan suhu tubuh. Pemasangan ventilator, pemberian cairan infus, pemantauan kadar elektrolit, cuci darah dan pemberian obat anakinra atau actemra.

(Foto: polaris law group)

YesDok Ads