Vaksin Covid-19 Untuk Balita Dalam Tahap Pengembangan

September 23, 2021 | Iman

Vaksin anak

Untuk memutus penularan virus Covid-19, Indonesia menggencarkan program vaksinasi. Semua kalangan masyarakat kini wajib mendapatkan vaksinasi untuk mencapai herd immunity mulai dari anak usia diatas 12 tahun hingga lansia.

Perlu diketahui, vaksinasi memang tidak menghindarkan seseorang terinfeksi virus Covid-19 namun kelengkapan dosis vaksinasi akan membuat gejala Covid-19 menjadi lebih ringan dan menghindarkan dari gejala berat hingga meminimalkan perawatan di rumah sakit.

Selain itu, kini tengah dikembangkan juga vaksinasi yang diperintukkan bagi balita usia 6 bulan. Dokter spesialis Penyakit Dalam, dr. Jeffri Aloys Gunawan, Sp.PD, menjelaskan bahwa saat ini perkembangan studi vaksin Moderna untuk anak usia 6-11 tahun, masih berjalan, dan belum ada hasil pasti. 

“Kita juga masih menunggu studinya yang bernama KidCOVE itu pada anak-anak usia 6 bulan sampai 11 tahun, jadi sangat panjang sekali rentang usianya,” ucap dr Jeffri.

Adapun vaksin untuk anak-anak tersebut, akan terbagi pada 3 fase. Pertama, adalah anak-anak dengan usia kurang lebih 6 tahun sampai 11 tahun. Sementara fase kedua, yakni anak-anak usia di antara 2 hingga 6 tahun, dan yang terakhir adalah anak usia 6 bulan sampai 2 tahun. Studi ini juga mencari keamanan dan efikasi vaksin Covid-19 untuk usia-usia tersebut. 

Untuk Data keamanan, dr Jeffri menuturkan bahwa hal tersebut juga masih terus diteliti dan kemungkinan hasil studi KidCove keluar pada November 2021. “Kami berharap semoga KIPI-nya tak jauh berbeda pada KIPI Moderna untuk dewasa yang terbilang  efek sampingnya ringan hingga sedang,” ungkapnya.

Untuk efek samping, dr Jeffri menambahkan sejauh ini bersifat ringan-sedang dimana belum ada data laporan yang mencatat kasus berat seperti misal ada reaksi anafilaksis. 

“Dan memang ada pemberitaan soal kandungan logam pada vaksin Moderna, tapi sejauh ini masih diinvestigasi. Hasil terakhir menyatakan bahwa itu adalah serbuk stainless steel, jadi merupakan ada faktor di pabriknya yang sehausnya tidak masuk ke dalam vial vaksin dan lolos,” paparnya.

Menurutnya, serbuk stainless steel tidak menimbulkan kebahayaan karena sudah banyak digunakan dalam bidang kedokteran, khususnya alat bidang jantung katip jantung atau pacu jantung yang menggunakan bahan-bahan stainless steel. 

Sementara Kategori anak yang tidak diikutsertakan dalam studi ini adalah anak yang prematur, bayi yang saat lahir berat badannya kurang dari 2,5 kg dan usia kehamilan kurang (tidak 37 minggu tapi di bawah itu).

“Lalu, anak yang sedang terinfeksi Covid-19 juga tidak diikutsertakan dalam studi ini. Atau anak yang sebelumnya sudah pernah mendapatkan vaksinasi Covid-19 jenis lain. itu juga tidak diikutsertakan dalam studi ini,” terang dr Jeffri. 

(Foto: pixabay)

YesDok Ads