Uji Coba Pada Obat COVID-19 yang Dapat Diminum Tunjukkan Hasil Positif

October 04, 2021 | Helmi

molnuvirapir

Sebuah uji coba interim menemukan bahwa obat yang disebut Molnupiravir untuk COVID-19 dengan gejala berat mengurangi risiko rawat inap atau kematian sekitar setengahnya.

Dilansir dari BBC, tablet Molnupiravir diberikan dua kali sehari kepada pasien yang baru-baru ini didiagnosis dengan penyakit COVID-19.

Produsen obat asal Amerika Serikat, Merck mengatakan hasilnya sangat positif. Perusahaan akan mengajukan otorisasi penggunaan darurat untuk obat di AS dalam dua minggu ke depan.

Dr Anthony Fauci, Kepala Penasihat Medis kepada Presiden AS Joe Biden, mengatakan hasil omo adalah "berita yang sangat baik", tetapi menunggu sampai Food and Drug Administration (FDA) telah meninjau data.

Jika resmi mendapat izin dari regulator, Molnupiravir akan menjadi obat antivirus oral pertama untuk Covid-19.

Obat ini awalnya dikembangkan untuk mengobati influenza, dirancang untuk memperkenalkan kesalahan ke dalam kode genetik virus, mencegahnya menyebar dalam tubuh.

YesDok Ads

Penelitian ini melibatkan total 775 pasien. Sebanyak 7,3% dari mereka yang diberikan molnupiravir tengah dirawat di rumah sakit. Sementara 14,1% pasien yang diberi pil plasebo atau dummy.

Tidak ada kematian dalam kelompok yang mengkonsumsi molnupiravir, tetapi delapan pasien yang diberi plasebo dalam uji coba kemudian meninggal karena COVID-19.

Tidak seperti kebanyakan vaksin COVID-19 yang telah beredar dan menargetkan protein lonjakan di bagian luar virus, obat ini bekerja dengan menargetkan enzim yang digunakan virus untuk membuat salinannya sendiri.

Merck mengatakan obat ini membuatnya sama efektifnya dengan varian baru dari virus saat berkembang di masa depan.

Hasil percobaan menunjukkan molnupiravir perlu diminum awal setelah gejala berkembang untuk memiliki efek. Sebuah studi sebelumnya pada pasien yang sudah dirawat di rumah sakit dengan COVID-19 parah dihentikan setelah hasil yang mengecewakan.

Merck adalah perusahaan pertama yang melaporkan hasil uji coba pil untuk mengobati Covid, walaupun ada juga perusahaan lain bekerja pada perawatan serupa, salah satunya adalah Pfizer.

YesDok Ads