Tingkatkan 3T Dan Vaksinasi di Masa Pandemi

July 11, 2021 | Iman

Vaksinasi

Di tengah melonjaknya angka kenaikan kasus Covid-19, kebijakan PPKM darurat dinilai krusial, selain itu kini muncul berbagai varian virus Covid-19 baru (Alpha, Beta, Delta dan Kappa) yang diyakini lebih menular dan menimbulkan gejala berat pada pengidapnya.

Di masa PPKM Darurat, pemerintah memperkuat 3T  (testing, tracing, treatment) dengan target positivity rate kurang dari 5% serta tracing mengincar 15 pelacakan kontak erat. Selain itu, pemerintah juga melakukan percepatan vaksinasi

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, mengatakan di masa pandemi diperlukan langkah-langkah dalam memutus rantai transmisi penyakit, salah satunya dengan pelacakan kontak (contact tracing). “Bagi  kasus terkonfirmasi positif harus menjalani karantina/isolasi mandiri guna memutus rantai penyebaran,” ujarnya.

Ia menuturkan, selama Juni 2021 terjadi peningkatan kasus Covid-19 yang luar biasa, jauh melebihi  Desember 2020 - Januari 2021. Angka positif harian bahkan mencapai 28-30 ribu kasus, yang sangat dimungkinkan disebabkan oleh varian Delta yang mendominasi pulau Jawa. 

“Penularan varian Delta sangat cepat yaitu 5 sampai 8 kali lebih menular dibanding varian asli dengan penularan 2,5 sampai 3 kali,” ucap dr. Nadia.

Diketahui, kemunculan Variant of Interest dan Variant of Concern dipengaruhi perilaku manusia sebagai inangnya seperti pelanggaran prokes, tidak divaksinasi, hingga interaksi sosial yang sangat masif merupakan sarana kemunculan varian baru.

Berdasarkan genome sequencing, varian Delta ini menguasai 17,7% varian yang bertransmisi di Indonesia. Sedangkan varian Alpha dan Beta hanya di bawah 2%.

YesDok Ads

Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dr. Ngabila Salama, MKM, menjelaskan saat ini kasus Covid-19 di DKI Jakarta ibarat fenomena gunung es. Berdasarkan Infection Fatality Rate yang mencapai 0,5-1%, kemungkinan ada 1,1 hingga 2,3 juta orang telah terpapar Covid-19 di DKI Jakarta.

Menyoroti varian Delta yang cepat menular dan menyebabkan angka rawat inap di rumah sakit yang tinggi, dr Ngabila mengakui di DKI Jakarta  angka positif naik dua kali lipat. 

“Berdasarkan pengujian genome sequencing sekitar 3000 sampel di DKI Jakarta, 11% di antaranya Variant of Concern, termasuk dalam hal ini varian Delta,” ujarnya.

Sementara itu, vaksin Covid-19 sejauh ini dapat melawan varian Delta. Riset terbaru yang dilakukan di Inggris menunjukkan efikasi vaksin dapat mencegah timbulnya gejala, dan mencegah rawat inap di RS hingga lebih 90%.

“Selama PPKM Darurat, fasyankes atau sentra vaksinasi tetap buka dan layani vaksinasi. Kunci utama saat datangi pos vaksinasi adalah protokol kesehatan (prokes) yang ketat, hindari kerumunan, usai vaksinasi sebaiknya masyarakat langsung pulang ke rumah,” pesan dr. Nadia. 

Sejauh ini Indonesia telah berhasil memvaksinasi 32,3 juta dosis pertama dan  14 juta dosis kedua, dari target sasaran vaksinasi nasional 181,5 juta orang untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity).

“Vaksinasi efektif melawan varian virus COVID-19 yang bermutasi. Vaksinasi termasuk ikhtiar mencegah tertular Varian of Concern. Tidak perlu pilih-pilih vaksin, karena semua vaksin yang disetujui di Indonesia aman, halal dan berkualitas,” terang dr. Nadia.

YesDok Ads