Termometer Thermal Gun Bisa Merusak Otak, Benarkah?

July 26, 2020 | Aqiyu

Termometer

Ditengah wabah kasus virus corona yang angka terinfeksinya masih meningkat, masyarakat sudah kembali menjalani aktivitas seperti biasa dengan menerapkan protokol kesehatan. Banyak perkantoran yang menggunakan termometer thermal gun atau termometer yang ditembak ke dahi, untuk mengukur suhu tubuh dengan cepat.

Pengukuran suhu tubuh setiap orang sangat dibutuhkan karena suhu tinggi bisa mengindikasikan seseorang dalam keadaan kurang sehat. Apalagi salah satu gejala orang yang terinfeksi virus corona adalah demam. Thermometer thermal gun banyak dipilih karena bisa mengeluarkan hasil yang lebih cepat ketimbang dengan thermometer jenis lainnya.

Termometer thermal gun dianggap tidak aman dan berbahaya untuk otak karena cara penggunaan diarahkan ke dahi. Beredarnya informasi mengenai thermal gun dapat merusak otak bermula dari sebuah unggahan video yang menyebutkan bahwa radiasi laser dari thermal gun ini bisa menjadi penyebab kerusakan otak. Hal tersebut tidaklah benar, karena thermal gun tidak menggunakan sinar laser, radioaktif semacam x-ray hanya menggunakan infrared.

“Thermal guun tidak mengunakan sinar laser, radioaktif semacam x-ray, hanya menggunakan infra red. Informasi mengenai thermal gun merusak otak ii adalah statement yang salah,” ungkap dr. Achmad Yurianto, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.

YesDok Ads

Cara kerjanya seperti yang dilansir dari AFP, thermal gun bekerja secara pasif menerima pancaran inframerah, bukan secara aktif menembakkan pancaran inframerah. Maka masyarakat dihimbau untuk tidak terkecoh dengan nama ‘gun’ pada jenis termmometer ini.

Kelebihan dari thermal gun ini adalah merekam suhu tubuh dengan cepat dan akurat, bisa digunakan pada bayi berusia 3 bulan dan orang dewasa. Pada bayi baru lahir, thermal gun ini lebih akurat digunakan pada dubur. Thermal gun ini sudah lulus uji kesehatan dan aman digunakan.  

(Foto: times of india)

YesDok Ads