Studi: Wanita yang Mengalami Kekurangan Berat Badan Berpotensi Menopause Lebih Dini

May 06, 2021 | Helmi

early menopause

Wanita yang memiliki masalah kekurangan berat badan jauh lebih mungkin mengalami menopause sebelum mereka berusia 45 tahun, menurut sebuah studi baru.

Ini berlaku untuk wanita yang kekurangan berat badan, sebelumnya pernah kekurangan berat badan atau yang mengalami penurunan berat badan yang dramatis beberapa kali. 

Sebuah studi di jurnal Human Reproduction mengatakan orang-orang dalam kelompok ini memiliki risiko tinggi mengalami menopause secara alami di awal dibandingkan dengan mereka yang berada di kelompok berat badan lainnya.

Secara keseluruhan, wanita kurus 30 persen lebih mungkin mengalami menopause dini daripada wanita kurus atau dengan berat badan normal.

Itu berdasarkan informasi yang dikumpulkan dari hampir 80.000 wanita, yang diikuti dari masa dewasa muda hingga tahun-tahun menopause mereka. Para peneliti juga mengumpulkan informasi tentang masa remaja perempuan itu, sebelum penelitian dimulai.

Tahun-tahun remaja itu penting, karena diketahui berdampak pada risiko menopause dini. Menurut penelitian tersebut, wanita yang kekurangan berat badan selama awal masa dewasa serta pertengahan masa dewasa semuanya berisiko lebih tinggi daripada wanita yang kurus atau dalam kisaran berat badan normal.

YesDok Ads

Wanita yang kelebihan berat badan, di sisi lain, tampaknya memiliki risiko lebih rendah untuk menopause dini.

Mereka yang termasuk dalam kategori kurus bisa jadi wanita yang secara alami kurus atau mereka yang memiliki kelainan makan seperti anoreksia.

“Meskipun faktor genetik sebagian berperan dalam peningkatan risiko menopause dini, gaya hidup yang dapat dimodifikasi, faktor risiko reproduksi dan lingkungan juga dapat berperan,” tulis para ilmuwan dalam penelitian ini.

Masih belum jelas bagaimana sebenarnya kekurangan berat badan dapat dikaitkan dengan menopause dini, meskipun perubahan berat yang tiba-tiba diketahui mempengaruhi siklus menstruasi. 

Penurunan berat badan yang parah juga dikaitkan dengan tidak adanya menstruasi, yang dikenal sebagai amenore, karena ketidakseimbangan dalam hormon. Tingkat olahraga yang intens juga dikaitkan dengan berhentinya menstruasi.

YesDok Ads