Studi: Sabun Antibakteri Anda Mungkin Berbahaya

December 29, 2019 | Iman

Sabun

Kita semua berusaha membeli sabun mandi atau cuci tangan terbaik untuk menjaga diri dan keluarga kita bebas dari kuman. Ketika musim hujan, tentu kita semua ingin terhindar dari bakteri dan terjangan segala jenis penyakit. Oleh karenanya mudah bagi kita tergoda akan label “antibakteri” yang melekat pada produk kesehatan, termasuk sabun.

 
Namun tahukah Anda jika ternyata, sabun antibakteri tidak lebih baik dari sabun biasa dan bahkan mungkin mengandung bahan kimia berbahaya. Inilah sebabnya mengapa asosiasi makanan dan obat-obatan di beberapa negara membuat aturan yang akan mengharuskan produsen untuk memberikan data yang menunjukkan keamanan dan efektivitas sabun antibakteri secara jelas seperti dilansir dari Times of India.

 
Apa artinya label antibakteri?

Jika produk tersebut dilabeli sebagai antibakteri, itu berarti ia memiliki bahan khusus yang dapat membunuh bakteri. Kandungan bahan kimia ini dalam banyak kasus merupakan triclosan dan juga disebut triclocarban.

 
Para ahli mengatakan semua sabun dapat membunuh kuman dan tidak hanya yang mengandung bahan-bahan ini karena sabun sudah bersifat antibakteri dan tidak memerlukan tambahan apa pun. Zat antimikroba tambahan dalam sabun bisa menjadi lebih berbahaya daripada lebih baik.

YesDok Ads


Badan Pengawas Obat dan Makanan di Amerika meminta perusahaan pembuat sabun antibakteri untuk membuktikan bahwa sabun ini dikatakan aman dan lebih baik. Para ahli memperingatkan tentang risiko potensial bahan kimia berbahaya ini dalam sabun antibakteri Anda.

 
Studi di laboratorium telah menemukan bahwa bahan kimia tersebut bekerja sebagai pengganggu endokrin (mengganggu cara kerja hormon Anda) dan dapat menyebabkan resistensi antibiotik. Studi ini pernah dilakukan pada tikus dan tidak ada bukti yang jelas tentang efeknya pada manusia.


“Beralihlah ke sabun normal yang tidak memiliki bahan kimia anti bakteri. Anda cukup menggunakan sabun dengan label yang tidak menyebutkan antibakteri atau triclosan,” peneliti menambahkan.

(Foto: livechennai)

YesDok Ads