Studi: Rentannya Kesehatan Mental Pada Pasien COVID-19

February 23, 2022 | Helmi

ilustrasi pasien covid

Penelitian yang diterbitkan di jurnal The BMJ menunjukkan bahwa pasien COVID-19 mengalami masalah kesehatan mental saat berjuang melawan virus. 

Untuk penelitian besar, tim dari St. Louis menggunakan data dari 153.848 orang (kelompok COVID-19) yang dicatat oleh Administrasi Kesehatan Veteran. 

Para peneliti membandingkan informasi mereka dengan kelompok 5,6 juta orang tanpa bukti infeksi virus (kelompok kontemporer) dan kelompok 5,8 juta orang sebelum pandemi (kelompok historis).

Semua data yang digunakan untuk penelitian ini berasal dari orang-orang yang tidak memiliki diagnosis atau perawatan kesehatan mental selama setidaknya dua tahun sebelum terinfeksi COVID-19. 

Usia rata-rata peserta adalah 61 tahun, dan sekitar 91% di antaranya adalah laki-laki. Kelompok COVID-19 juga dibagi lagi menjadi dua klasifikasi: mereka yang dirawat di rumah sakit selama fase infeksi akut dan mereka yang tidak.

Setelah membandingkan semua angka dan menganalisis data, para peneliti mengatakan bahwa kelompok COVID-19 menunjukkan peningkatan risiko gangguan kecemasan, penurunan neurokognitif, dan gangguan tidur. 

YesDok Ads

Kelompok pasien yang dirawat di rumah sakit selama fase infeksi akut juga mencatat insiden tertinggi gangguan kesehatan mental.

Secara spesifik, pasien COVID-19 39% lebih mungkin mengalami gangguan depresi, 35% lebih mungkin mengalami gangguan kecemasan beberapa bulan setelah infeksi, 38% lebih mungkin didiagnosis dengan gangguan stres, dan 41% lebih mungkin menderita gangguan tidur.

Secara keseluruhan, kelompok COVID melaporkan kemungkinan 80% mengembangkan masalah neurokognitif, menurut New York Post.

Dr. Ziyad Al-Aly, kepala penelitian dan pengembangan untuk VA St. Louis Health Care System yang merupakan salah satu penulis studi yang diterbitkan BMJ, mengatakan bahwa angka-angka yang mereka sajikan dalam laporan harus memberikan gambaran tentang keparahan situasi dan urgensi untuk mengatasinya.

“Kita perlu memberi mereka perawatan yang mereka butuhkan sehingga ini tidak berubah menjadi krisis yang jauh lebih besar,” katanya.

Al-Aly, yang juga bekerja sebagai ahli epidemiologi klinis di Universitas Washington, mendorong semua orang untuk menjaga kesehatan mereka dengan berolahraga, menjalin komunikasi dengan orang yang dicintai, dan mengurangi stres.

YesDok Ads