Studi: Mengapa Diri Mudah Merasa Gemas

November 16, 2019 | Iman

Hal yang lumrah ketika Anda tertarik melihat bayi mungil bahkan kucing yang lucu. Keadaan di mana Anda ingin meremas, bahkan menggigitnya merupakan hal yang wajar. Reaksi ini disebut "agresi yang lucu" atau kita kenal dengan istilah gemas.


Pasti sebagian dari kita pernah tiba-tiba ingin menggigit sesuatu bahkan teman di sebelah sendiri. Dilansir Times of India, agresi seperti ini dipercaya telah ada sejak jaman dahulu. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan para ilmuwan psikologis dari Universitas Yale, keinginan gemas seperti itu sebenarnya merupakan reaksi neurokimia.


Menurut para peneliti, hal tersebut sebetulnya merupakan cara otak kita mencegah dan mengendikan emosi yang mengganggu. Tentu dapat membantu dalam mengatur emosi positif yang dialami Anda setelah melihat bayi di hadapan mata.

 
Sederhananya, agresi imut terhadap makhluk mungil membawa kita keluar untuk lebih baik saat trance. Trance adalah suatu kondisi dimana gelombang otak kita turun dari gelombang beta ke gelombang alfa maupun theta.


Apa yg terjadi saat seseorang sedang trance tergantung sugesti apa yg sedang bekerja dalam pikirannya. Penulis utama studi Yale, Oriana Aragon menyebutnya sebagai alat untuk mengendalikan ekspresi dimorfik.

YesDok Ads


Singkatnya, agresi lucu merupakan bentuk kala diri mengatur emosi ketika terlalu berlebihan. Anda merespon berbalik dari apa yang Anda rasakan. Dengan kata lain Anda memperoleh keseimbangan dan kontrol penuh atas emosi.


Jadi pada saat Anda merasa ingin mencubit bahkan menggigit pipi teman Anda ataupun sebaliknya, itu bukan menunjukkan tanda haus darah.


"Hal yang wajar ketika Anda ingin menggigit teman disaat emosi dan pikiran memuncak," peneliti menambahkan. 

(Foto: theirishtimes)

YesDok Ads