Studi: Mandi Es Berikan Efek Negatif Pada Perkembangan Otot

December 06, 2019 | Helmi

Para atlet kerap melakukan terapi mandi es untuk mempercepat pemulihan tubuh mereka setelah latihan yang berat. Banyak orang percaya itu adalah cara termudah dan tercepat untuk mengurangi rasa sakit pasca-latihan. Tetapi sebuah studi baru menemukan bahwa itu bisa berdampak buruk pada otot.

Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Physiology ini menunjukkan bahwa mandi es setelah berolahraga tidak memberikan manfaat untuk memperbaiki otot. Para peneliti juga memperingatkan bahwa mencelupkan tubuh ke dalam air dingin dapat mengurangi produksi protein dalam otot, yang secara negatif mempengaruhi perkembangannya.

Terapi mandi es dilakukan dengan duduk di dalam air es selama 10 hingga 15 menit pada suhu antara 50 dan 59 derajat Fahrenheit. Ini bekerja dengan mengurangi suhu tubuh, yang menurunkan aliran darah, pembengkakan dan peradangan pada jaringan otot.

Selain pemulihan otot yang lebih cepat, mandi es telah dikaitkan dengan peradangan yang lebih rendah di tubuh setelah pelatihan. Telah terbukti bahwa strategi ini dapat membantu mengurangi nyeri otot.

Namun, para peneliti di Maastricht University menemukan bahwa mandi es tidak efektif dalam memperbaiki dan membangun otot. Itu karena efek negatif mandi pada pembentukan protein baru dalam tubuh.

Tubuh melepaskan lebih banyak protein setelah berolahraga atau mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi. Para peneliti melihat efek dari mandi es pada otot menggunakan pelacak isotop stabil dan biopsi otot.

Mereka mengumpulkan peserta yang aktif secara fisik untuk melakukan latihan ketahanan kedua kaki selama dua minggu. Setelah setiap sesi latihan, para peserta merendam satu kaki dalam air dingin pada suhu rata-rata 46 derajat Fahrenheit.

Pada akhir penelitian, kaki yang mereka gunakan untuk mandi es memiliki protein yang lebih rendah dibandingkan dengan kaki lainnya yang tidak terpapar suhu dingin es setelah berolahraga.

(Foto: Vivotion)

YesDok Ads