Studi Global: Risiko Ibu Hamil Meninggal Naik 30% Saat Pandemi

June 02, 2021 | Aqiyu

kehamilan saat pandemi

Selama virus corona belum berakhir, semua orang wajib menjaga kesehatan dan menerapkan protokol kesehatan. Terutama bagi ibu hamil, dimana kondisinya sangat rentan terserang penyakit. Sebuah studi global menunjukkan bahwa pandemi memberikan dampak negatif pada ibu hamil dan bayi.

Tingkat kelahiran mati dan angka kematian pada ibu hamil meningkat hingga 30 persen saat pandemi bila dibandingkan dengan sebelumnya. Berdasarkan laporan studi global yang menganalisa data dari 40 studi yang melibatkan 6 juta ibu hamil dari 17 negara mengungkapkan bahwa pandemi telah menyebabkan lebih banyak wanita hamil meninggal, mengalami komplikasi hingga melahirkan bayi lahir mati atau stillborn.

Dari penelitian tersebut, didapat data sekitar 30 persen kenaikan stillbirth atau kematian bayi yang masih dalam kandungan dan kematian ibu hamil dari januari 2020 hingga Januari 2021. Serta adanya peningkatan sampai enam kali lipat terkait kenaikan operasi kehamilan ektopik atau sel telur tumbuh di luar rahim yang berpotensi tinggi kematian. Hal ini terjadi karena penanganan sejak dini tertunda akibat rumah sakit penuh dan kurangnya akses ke pusat layanan kesehatan yang membuat ibu hamil enggan memeriksakan diri.

YesDok Ads

Penelitian ini juga menemukan bahwa peningkatan kasus anxiety dan depresi pada ibu hamil turut melonjak selama pandemi. Ahli Ginekologi dari Amerika, dr Denise Jamieson mengatakan efek dari pandemi membuktikan kesehatan ibu dan anak jauh lebih parah dari infeksi Covid-19 itu sendiri.

Bahkan mirisnya, meski pandemi berdampak pada seluruh aspek di seluruh dunia, namun dampak negatif dari pandemi Covid-19 lebih signifikan pada kesehatan ibu hamil yang berada di negara berpenghasilan rendah ketimbang negara berpenghasilan tinggi. Sebab, negara dengan penghasilan rendah diketahui memiliki gangguan layanan kesehatan yang lebih besar.

"Pandemi COVID-19 berdampak besar pada sistem perawatan kesehatan dan Gangguan itu menimbulkan kematian ibu dan bayi yang bisa dihindari, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah." ujar profesor Asma Khalil, yang ikut memimpin penelitian di St George's University of London.

YesDok Ads