Studi: Ada Keterkaitan Antara Pemanis Buatan dan Risiko Kanker

April 08, 2022 | Iman

Pemanis buatan

Anda suka mengonsumsi gula tambahan, yoghurt, keju, atau minuman ringan? Jika iya, mungkin Anda perlu berhati-hati terhadap peningkatan risiko kanker.

Pemanis buatan dalam makanan atau minuman mengurangi kandungan gula tambahan dan kalori yang sesuai dengan tetap mempertahankan rasa manis.

Tetapi sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi pemanis buatan dalam jumlah yang lebih besar, terutama aspartam dan acesulfame-K, memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker secara keseluruhan dibandingkan dengan non-konsumen. Risiko yang lebih tinggi diamati untuk kanker payudara dan kanker terkait obesitas.

"Temuan kami tidak mendukung penggunaan pemanis buatan sebagai alternatif yang aman untuk gula dalam makanan atau minuman dan memberikan informasi penting dan baru untuk mengatasi kontroversi tentang potensi efek kesehatan yang merugikan," kata seorang peneliti dari Institut Nasional Prancis untuk Kesehatan dan Penelitian Medis, Charlotte Debras.

Debras menambahkan bahwa hasilnya sejalan dengan beberapa penelitian eksperimental yang juga mengklaim hubungan antara kanker dan pemanis buatan.

Para peneliti dari Inserm dan Sorbonne Paris Nord University di Prancis menganalisis data dari 102.865 orang dewasa Prancis.

YesDok Ads

Peserta mendaftar secara sukarela dan melaporkan sendiri riwayat medis, sosiodemografi, diet, gaya hidup, dan data kesehatan. Para peneliti mengumpulkan data mengenai asupan pemanis buatan dari catatan diet 24 jam.

Setelah mengumpulkan informasi diagnosis kanker selama masa tindak lanjut, para peneliti melakukan analisis statistik untuk menyelidiki hubungan antara asupan pemanis buatan dan risiko kanker.

Hasilnya menunjukkan bahwa pemanis buatan, yang digunakan di banyak merek makanan dan minuman di seluruh dunia, dapat mewakili faktor risiko yang dapat dimodifikasi untuk pencegahan kanker.

Temuan ini juga memberikan informasi baru dalam konteks evaluasi ulang yang sedang berlangsung dari pemanis aditif makanan oleh Otoritas Keamanan Makanan Eropa dan lembaga kesehatan lainnya secara global.

(Foto: pixabay)

YesDok Ads