Stres Akibat Pandemi Ganggu Kesuburan pada Wanita

June 23, 2022 | Helmi

stress

Menurut sebuah temuan terbaru, stres terkait pandemi COVID-19 memengaruhi ovulasi wanita. Penelitian tersebut menunjukkan bagaimana stres dapat mempengaruhi kesuburan wanita.

Pandemi COVID-19 tentu saja menyebabkan gangguan besar dalam kehidupan banyak orang. Hal ini juga menyebabkan banyak orang mengalami stres yang cukup, dan wanita tentunya tidak luput dari hal ini.

Pada studi yang dipresentasikan pada ENDO 2022 di Atlanta, Georgia, Minggu, para peneliti bertujuan untuk melihat apakah akan ada perbedaan dalam "panjang siklus dan ovulasi" dari dua kelompok wanita menstruasi berusia 19 hingga 35 tahun yang tidak menggunakan pil KB.

Kelompok-kelompok itu memiliki jarak usia 13 tahun, menurut Endocrine Society. Yang pertama, Studi Ovulasi Menstruasi (MOS), dilakukan pada sekelompok 301 wanita dari 2006 hingga 2008, sementara MOS2 mempelajari 112 wanita selama pandemi, dari 2020 hingga 2021. 

MOS dianggap sebagai kelompok kontrol untuk dibandingkan dengan pengalaman perempuan di MOS2.

"Kami berspekulasi sebelumnya bahwa wanita di MOS2 selama pandemi akan mengalami lebih banyak gangguan ovulasi," tulis para peneliti.

YesDok Ads

Memang, mereka menemukan bahwa hanya 37% wanita di MOS2 yang berovulasi secara normal, dibandingkan dengan 90% wanita di MOS. Sisanya 63% di MOS2 memiliki "gangguan ovulasi diam" (SOD), yang jauh lebih tinggi daripada 10% di MOS.

“Wanita yang tidak berovulasi biasanya memiliki fase luteal pendek, atau ketika sel telur dilepaskan tetapi tidak memiliki cukup waktu untuk benar-benar hamil, atau sel telur tidak dilepaskan sama sekali,” jelas Jerilynn C. Prior, M.D., FRCPC dari University of British Columbia di Vancouver, Kanada.

"Siklus menstruasi yang teratur tidak selalu berarti ovulasi (pelepasan sel telur) telah terjadi; stres dapat mengganggu ovulasi," tulis para peneliti.

Dan ketika para peneliti menganalisis buku harian siklus menstruasi para partisipan, mereka menemukan bahwa mereka yang berada di MOS2 memiliki "peningkatan kecemasan/depresi/frustrasi yang signifikan (suasana hati negatif) dan 'tekanan dari luar' ditambah masalah tidur dan sakit kepala" dibandingkan dengan mereka yang berada di MOS.

Dengan kata lain, "epidemi" gangguan ovulasi yang dialami oleh MOS2 mungkin terkait "'Eksperimen ini menunjukkan bahwa berbagai stresor kehidupan sehari-hari dapat mengubah kesuburan wanita meskipun tidak mengubah panjang siklus menstruasi," tulis para peneliti.

Konsultasikan masalah Anda dengan dokter terpercaya melalui video call, hubungi dokter-dokter Yesdok Indonesia.

YesDok Ads