Sindrom Bayi Biru Pada Bayi Baru Lahir

October 05, 2020 | Aqiyu

ibu dan bayi

Banyak hal yang dapat terjadi pada bayi baru lahir. Salah satunya adalah sindrom bayi biru atau blue baby syndrome. Sindrom bayi biru ini umumnya terjadi pada bayi baru lahir dan beberapa bulan pertama kehidupannya.

Sindrom bayi biru adalah kondisi yang menyebabkan kulit bayi terlihat kebiruan atau keunguan karena kadar oksigen dalam darah berkurang. Normalnya, darah dipompa dari jantung ke paru-paru untuk menerima oksigen. Kemudia darah diedarkan kembali melalui jantung ke seluruh tubuh. Akibatnya, bayi menjadi rewel, lesu, sesak dan sulit menyusu.

Banyak faktor yang memicu terjadinya sindrom bayi biru. Seperti tetralogy of fallot atau kelainan jantung, methemoglobinemia atau kelainan darah, atau kelainan genetik. Gejala yang menandakn bayi Anda mengalami sindrom bayi biru adalah berat badan bayi sulit naik, detak jantung berdebar dengan cepat, jari-jari bayi Anda terlihat bulat dan perkembangannya lambat tidak sesuai usianya.

YesDok Ads

Bila Anda melihat gejala tersebut pada bayi Anda segera periksakan keadaannya ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan sejumlah tes. Seperti tes darah, saturasi okseigen, rontgen dada dan jantung. Sindrom bayi biru termasuk kondisi yang cukup berbahaya, bila tidka segera ditangani bayi akan mengalami kejang dan kehilangan kesadaran. Meski begitu, kebanyakan anak dengan riwayat sindrom bayi biru dapat hidup normal dan sehat, tanpa komplikasi kesehatan yang bertahan lama.

Untuk mencegah sindrom bayi biru, selama masa kehamilan usahakan untuk rutin kontrol ke dokter kandungan, menerapkan gaya hidup sehat seperti tidak merokok, menghindari minuman alkohol dan tidak mengonsumsi obat-obatan terlarang. Selain itu melindungi si kecil dari sindrom bayi biru adalah cara tidak menggunakan air sumur untuk menyiapkan susu formula. Memasak air sumur pun tidak akan menghilangkan nitrat. Batasi pula memberikan makanan yang mengandung nitrat yang tinggi.

(Foto: wisconsin)

YesDok Ads