Memiliki kelebihan lemak di sekitar organ-organ perut telah dikaitkan dengan meningkatnya risiko penyakit jantung, diabetes, stroke, dan kanker yang lebih tinggi.

Perubahan gaya hidup sederhana bisa membantu mengurangi jumlah lemak di perut. Para ahli merekomendasikan agar orang memprioritaskan olahraga untuk menghindari atau membuang bentuk lemak yang berpotensi berbahaya dalam tubuh.

Tetapi mengurangi lemak perut melalui olahraga mungkin memiliki hasil yang berbeda. Hasilnya akan tergantung pada intensitas kegiatan yang dilakukan, menurut Leon Creaney, konsultan olahraga dan olahraga di OrthTeam Centre di Inggris.

"Karena itu untuk membakar lemak, disarankan agar orang melakukan durasi lama tetapi olahraga intensitas rendah," kata Creaney kepada Daily Express. “Misalnya berlari dengan lambat selama satu jam. Hal yang sama dapat dikatakan untuk bersepeda dan berenang dengan detak jantung yang sama. Jalan cepat juga bagus.”

Efek dari pelatihan daya tahan yang lebih lambat dalam membakar lemak perut juga telah dibuktikan dalam banyak penelitian. Satu studi oleh Rumah Sakit Universitas Ulm di Jerman menganalisis berat dan olahraga intensitas rendah selama Trans Europe Footrace.

Para peneliti mengikuti pelari selama ultramarathon jarak jauh. Setiap peserta membawa MRI seluler untuk mengirim gambar yang jelas tentang struktur internal tubuh mereka selama kompetisi.

Tim peneliti memindai tubuh pelari setiap tiga atau empat hari menggunakan perangkat untuk melihat bagaimana komposisi tubuh mereka berubah saat balapan berlangsung. Setelah 64 hari berjalan, peserta kehilangan setengah dari total lemak tubuh mereka, termasuk 70 persen dari lemak di perut mereka.

Creaney mengatakan bahwa orang harus menggabungkan olahraga intensitas rendah dengan pola makan sehat untuk mengurangi lebih banyak lemak perut. Penelitian lain menunjukkan bahwa diet rendah karbohidrat dapat membantu mempercepat proses pembakaran lemak di perut.