Proteksi Diri Untuk Lindungi Anak Dari Virus Covid-19

July 10, 2021 | Iman

Lindungi anak dari Covid-19

Virus Covid-19 tidak hanya menyerang usia dewasa hingga lansia, terbukti virus ini pun menjadi ancaman nyata bagi anak-anak. 

Berdasarkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sebanyak 12,5% dari kasus positif Covid-19 Indonesia merupakan anak usia 0-18 tahun, dengan 3-5% dari anak yang positif Covid-19 meninggal dunia dan 50% diantaranya adalah balita.

Para orang tua diharapkan selalu siaga dan memproteksi diri agar virus ini tidak menular kepada anak, Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, Dr Reisa Broto Asmoro mengatakan saat ini Semakin banyak anak-anak yang terkonfirmasi positif Covid-19, bahkan data dari Satgas per 17 Juni presentase kasus Covid-19 pada anak usia sekolah sebesar 12,51 persen, artinya ada 235ribu kasus lebih dan dari 8 pasien yang tertular virus, berarti satu diantaranya adalah anak usia sekolah sampai dengan 18 tahun.

Dr Reisa menuturkan, gejala umum yang biasa terjadi pada anak seperti batuk, demam, pilek, hingga diare, namun banyak juga yang tanpa gejala. Meskipun demikian gejala tersebut biasa bervariasi seperti orang dewasa. 

“Seperti kita tahu dari IDAI sendiri sudah menggolongkan klasifikasi gejala pada anak yang tidak berhenti pada saat si virus itu hilang tapi bisa saja long covid pada anak itu bisa bertahan sampai berbulan-bulan,” ujarnya.

Menurut dr Reisa, yang lebih menyulitkan jika terjadi kasus positif di usia balita adalah si anak belum bisa menyampaikan apa yang dirasakan dan terkadang hanya rewel hingga nafsu makan turun. 

YesDok Ads

“Oleh karena itu orang sekitarnya harus lebih peka dengan kondisi sang anak bahkan anak yang sedang di rumah saja itu masih bisa berisiko terinfeksi atau tertular dengan orang sekitarnya yang mungkin masih beraktivitas di luar rumah,” ucapnya.

Dr Reisa juga menjelaskan bahwa kebanyakan anak usia remaja justru tertular ketika banyak berinteraksi dengan anak-anak se usianya atau lingkungan sekitar rumah, bisa dari kontak erat dengan tetangga meskipun sudah berusaha menerapkan protokol Kesehatan saat keluar rumah.

Sementara itu, Jika ada gejala sedikit apapun pada anak sebaiknya harus dirujuk ke fasilitas Kesehatan terdekat, lalu pada anak balita dan masih menyusui harus tetap diberikan ASI dengan protokol Kesehatan yang ketat. 

Ia menegaskan bahwa Orang tua dan keluarga juga harus jadi teladan, kebiasaan baru harus dilakukan bersama keluarga agar bisa selaras, selain itu untuk mencegah teradinya klaster keluarga, karena saat ini banyak anggota keluarga yang terpaksa harus keluar rumah maka harus penting sekali menerapkan protocol kedatangan.

Harus membersihkan diri dulu sebelum bertemu dengan anggota keluarga lain terutama anak karena anak selama ini sudah di rumah, di proteksi maka harus terus dijaga agar kita bawa virus ke dalam rumah.

“Simpel, lepas sepatu di luar rumah, bersihkan barang belanjaan, tas dan lainnya, cuci tangan dan langsung mandi, ganti baju bersih yang baru lalu bertemu dengan anggota keluarga lain yang ada di rumah. Itulah yang bisa memutus penyebaran virus dari luar ke dalam rumah,” imbuh dr Reisa.

YesDok Ads