Perbedaan Karantina dan Isolasi yang Perlu Anda Ketahui

June 26, 2021 | Aqiyu

Karantina dan Isolasi

Selama masa pandemic, mungkin Anda sering mendengar anjuran untuk karantina dan isolasi. Sering dikira sama, padahal karantina dan isolasi adalah dua hal yang berbeda secara fungsi dan durasi. Meski keduanya bertujuan untuk mengurangi risiko penularan. Berikut perbedaan karantina dan isolasi yang perlu Anda ketahui:

Karantina

Dilansir dari laman resmi Satgas Covid-19, karantina upaya memisahkan seseorang yang terpapar Covid-19 (baik dari riwayat kontak atau riwayat bepergian ke wilayah yang telah terjadi transmisi komunitas) meskipun belum menunjukkan gejala apapun atau sedang dalam masa inkubasi yang bertujuan untuk mengurangi risiko penularan.

Karantina dilakukan sejak diidentifikasi sebagai kontak erat. Karantina selesai dilakukan apabila exit test di hari kelima dinyatakan negatif. Namun bila exit test positif maka dinyatakan sebagai kasus konfirmasi Covid-19 dan harus menjalani isolasi. Jika exit test tidak dilakukan maka karantina harus dilakukan selama 14 hari.

Pemeriksaan entry dan exit test ditujukan untuk kontak erat baik yang bergejala maupun tidak dan wajib diperiksa swab NAAT/RDT-Ag. Entry dan exit test dapat dilakukan oleh puskesmas wilayah setempat. Entry test dilakukan pada hari pertama karantina, jika hasil negatif dilanjutkan tes pada hari kelima karantina.

Jika hasil entry dan exit test negatif dan tidak muncul gejala, maka karantina dinyatakan selesai. Bagi Anda yang kontak erat wajib lapor jika muncul gejala atau gejala yang lebih parah sampai 14 hari sejak tanggal dimulai karantina.

YesDok Ads

Isolasi

Isolasi adalah upaya memisahkan seseorang yang sakit yang membutuhkan perawatan COVID-19 atau seseorang terkonfirmasi Covid-19, dari orang yang sehat yang bertujuan untuk mengurangi risiko penularan.

Isolasi dilakukan sejak dinyatakan sebagai kasus konfirmasi atau positif Covid-19. Isolasi selesai dilakukan jika tidak bergejala yakni selama isolasi 10 hari sejak pengambilan swab positif. Pada kasus terkonfirmasi yang tidak bergejala (asimtomatik), isolasi dilakukan selama sekurang-kurangnya 10 hari sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi.

Jika bergejala, isolasi minimal 10 hari sejak muncul gejala ditambah 3 hari bebas gejala demam dan gangguan pernapasan. Sehingga, untuk kasus-kasus yang mengalami gejala selama 10 hari atau kurang harus menjalani isolasi selama 13 hari.

(Foto: Scientific American)

YesDok Ads