Darah rendah dan kurang darah adalah kondisi medis yang memiliki gejala yang hampir mirip tetapi sebenarnya berbeda. Tak heran jika sering kali keduanya dianggap sama.
Padahal, jika dilihat dari pengertian, penyebab dan cara mengobatinya, darah rendah dan kurang darah merupakan jenis gangguan kesehatan yang berbeda. Darah rendah disebut hipotensi, sedangkan kurang darah disebut anemia.
Penyakit darah rendah, atau disebut juga sebagai hipotensi adalah kondisi saat tekanan darah jauh lebih rendah dari yang diharapkan. Darah rendah dapat terjadi baik sebagai suatu kondisi sendiri maupun sebagai gejala dari penyakit lain.
Seseorang dikatakan mengalami hipotensi saat tekanan darah di bawah 90/60 mmHg. Angka 90 ini menunjukan tekanan darah ketika jantung sedang berkontraksi (sistolik), sementara angka 60 merupakan tekanan darah ketika jantung sedang relaksasi.
Sementara kurang darah disebut anemia yang terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah. Di dalam sel darah merah terdapat hemoglobin yang merupakan protein yang berperan untuk mengangkut oksigen dari paru ke seluruh tubuh.
Ketika tubuh kekurangan sel darah merah tentu kadar Hb (hemoglobin) pun ikut berkurang. Anemia terjadi saat kadar hemoglobin termasuk kurang dari 13,5 gram/dL pada pria, atau kurang dari 12 gram/dL pada wanita.
Adapun sejumlah gejala yang dialami penderita hipotensi, di antaranya:
Gejala kurang darah (anemia)
Gejala anemia juga bervariasi tergantung apa yang menjadi pemicunya. Umumnya, gejala anemia berhubungan dengan kekurangan oksigen yang dipasok ke organ dan jaringan tubuh.
Secara umum gejala anemia dan darah rendah sama. Tetapi penderita anemia ditandai dengan kulit yang tampak pucat dan sering merasa kedinginan. Berikut sejumlah gejala anemia:
(Foto: VOI)
COPYRIGHT ©2023 ALL RIGHTS RESERVED BY YesDok