Penyebaran Vaksin yang Tidak Merata Jadi Penyebab Munculnya Varian Baru COVID-19

January 12, 2022 | Helmi

vaksin

Ahli memprediksi, penyebaran vaksin yang tidak merata antar negara  memungkinkan virus untuk berkembang dan mempercepat proses mutasi, menambah durasi terjadinya pandemi virus corona.

Pada negara yang belum mendapatkan vaksinasi secara optimal, varian virus terus berkembang. Pola yang sepenuhnya dapat diprediksi ini kembali terulang, kecuali negara-negara dengan sumber daya berbagi vaksin dengan negara lain yang tidak mampu membelinya.

Negara-negara kaya belum memenuhi janji mereka untuk menyediakan akses global yang adil ke vaksin melalui COVAX (kolaborasi internasional untuk pengadaan dan mendistribusikan vaksin COVID-19) dan inisiatif lainnya. 

Kurangnya cakupan vaksin global yang luas membuat munculnya varian lain seperti Omicron yang kini kembali menghantui berbagai negara.

Ketika krisis COVID-19 dimulai, produsen besar melakukan pra-penjualan vaksin mereka kepada pemerintah saat sedang dikembangkan tetapi sebelum diuji, sebagai cara untuk mendanai pekerjaan mereka, termasuk uji klinis.

YesDok Ads

Negara maju lainnya memesan jutaan dosis, cukup untuk menutupi populasi mereka berkali-kali, dengan janji untuk membagikan kelebihan vaksin mereka dengan negara lain. 

Tapi yang terjadi tidak demikian. Walaupun hambatan logistik, hukum, dan lainnya memang menghambat distribusi vaksin yang lebih luas, tampaknya masih ada keinginan untuk mengatasinya.

Momentum yang diperoleh dengan mempercepat pengembangan vaksinasi kini telah hilang.

Sudah terlihat sejak awal bahwa penyebaran COVID-19 perlu diperlambat secara global, sehingga tidak muncul varian-varian lainnya. Pesan itu seharusnya lebih jelas lagi saat munculnya serangan cepat varian Delta.

Varian seperti Delta dan Omicron akan muncul ketika beban infeksi tinggi dan tingkat vaksinasi rendah, seperti yang terjadi di banyak negara di Global South. Tidak ada cara untuk mengetahui di dunia mana sebenarnya varian Omicron muncul, meskipun pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan.

YesDok Ads