Salah satu momen yang tidak terlupakan saat hamil adalah pertama kali mendengarkan detak jantung si kecil dalam kandungan. Detak jantung si kecil sudah dapat didengar saat berusia 5-6 minggu dalam kandungan. Detak jantung si kecil memang terdengar lebih cepat dan berbeda dengan orang dewasa.

Saat memeriksakan kandungan, dokter biasanya akan memeriksa detak jantung bayi dalam kandungan. Untuk memastikan bahwa janin tersebut hidup dan berkembang. Pemantauan detak jantung janin dilakukan untuk mendeteksi perubahan pola detak jantung dari hamil hingga menjelang persalinan. Tanda masalah pada jantung bisa ditandai dengan detak jantung yang terlalu cepat atau lambat. Misalnya jantung bayi mengalami masalah akibat kurangnya pasokan oksigen maka dokter dapat memberikan penanganan yang tepat.

Jantung yang mendapatkan sedikit pasokan oksigen bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan janin. Akibatnya, bayi mengalami berat badan lahir rendah dan adanya gangguan organ saat si kecil dilahirkan. Pada umumnya, janin akan mulai  berdetak sebanyak 80-85 denyut per menit (bpm) pada usia 5-6 minggu. Kemudian naik menjadi 175 bpm saat memasuki usia 9 minggu. Pada pertengahan kehamilan, detak jantung bayi akan melambat kisaran 120-180 bpm. Lalu melambat lagi pada usia 10 minggu terakhir kehamilan.

Untuk memantau detak jantung bayi dapat dilakukan dengan beberapa cara. Diantaranya dengan metode auskultasi atau menggunakan stetoskop. Selain itu, juga bisa dilakukan dengan menggunakan alat pemantau elektronik yakni USG doppler.

Amplitudo denyut jantung janin juga berbeda-beda. Ada yang terdengar rendah dan tinggi, hal ini ditentukan oleh posisi janin dalam rahim. Serta dipengaruhi pula oleh kondisi berat badan ibu hamil dan keakuratan dalam menentukan usia kehamilan. Untuk lebih pasti dan jelas mengenai perhitungan denyut jantung, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter kandungan atau bidan.

(Foto: medical news today)