Pentingnya Rencanakan Persalinan secara Matang

October 29, 2021 | Iman

pasangan bahagia

Berdasarkan riset dari organisasi kesehatan dunia (WHO), jumlah persalinan Caesar terus meningkat secara global dengan jumlah lebih dari 1 di antara 5 (21%) dari semua kelahiran. Sementara, dalam skala nasional angka prevalensinya hampir 18%.

Tingginya jumlah tindakan persalinan caesar perlu diimbangi dengan pengetahuan mengenai manfaat dan risiko metode tersebut, terutama bagi kesehatan anak. Faktanya, metode kelahiran caesar merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan mikrobiota pada anak sehingga berpotensi mempengaruhi sistem daya tahan tubuhnya.

Setiap Ibu yang merencanakan kehamilan maupun mempersiapkan persalinan sebaiknya melakukan deteksi dini apakah memiliki faktor risiko ibu yang dapat menyebabkan kehamilan berisiko tinggi dan memengaruhi kondisi kesehatan ibu, janin, atau keduanya.

Beberapa faktor pemicu kehamilan berisiko tinggi diantaranya adalah kondisi fisik (tinggi badan kurang dari 145 cm, panggul sempit, dan umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun), kondisi medis sebelum hamil (penyakit hipertensi, obesitas, diabetes, jantung, ginjal kronis, riwayat keguguran, atau riwayat kelainan genetik keluarga), kondisi medis yang timbul saat hamil (preeklamsia, gestational diabetes, tiroid), kondisi kehamilan terkait komplikasi (prematur, kembar, placenta previa), kondisi janin yang terkadang baru terlihat saat di USG, dan pilihan gaya hidup Ibu.

YesDok Ads

Ibu juga perlu memiliki pemahaman tentang keuntungan dan risiko dari metode persalinan yang dipilih atau yang harus dijalani. Selain risiko yang dihadapi Ibu, metode kelahiran juga dapat berpengaruh pada kesehatan si Kecil. 

Oleh karena itu, persiapan matang dalam mempersiapkan kelahiran, termasuk dalam menentukan metode kelahiran merupakan hal yang penting dilakukan. 

Salah satu upaya yang sebaiknya dilakukan adalah dengan melakukan tes potensi caesar. Pengecekan potensi melahirkan secara caesar sebaiknya dilakukan secara berkala, terutama saat kehamilan memasuki trimester III. Hal ini dikarenakan ibu dan janin sangat mungkin mengalami perubahan kondisi kesehatan selama masa kehamilan berjalan.

YesDok Ads