Pandemi Covid-19 Tingkatkan Risiko Obesitas pada Anak

March 30, 2021 | Helmi

obesitas anak

Di masa pandemi COVID-19 sekarang ini, banyak aktivitas yang harus dilakukan di rumah saja, termasuk aktivitas pembelajaran serta waktu bermain pada anak.

Banyaknya kegiatan di rumah saja, menimbulkan kekhawatiran akan timbulnya masalah kesehatan baru pada anak, yakni obesitas. Hal ini turut disebabkan oleh pola kebiasaan makan yang diikuti dengan kurangnya aktivitas fisik selama mereka di rumah.

''Dengan tingginya frekuensi kegiatan online, menjadi salah satu penyebab penambahan berat badan. Sebab, sambil belajar mereka sambil ngemil juga,'' kata Direktur Kesehatan Keluarga Erna Mulati.

Perwakilan IDAI, I Gusti Lanang Sidiartha mengatakan obesitas terjadi karena asupan kalori lebih tinggi dibandingkan kebutuhan kalori harian. Asupan kalori yang tinggi bisa disebabkan konsumsi minuman manis dan camilan yang berlebih, serta kurang diimbangin dengan aktivitas fisik.

''Sekarang ini semua kegiatan online, apalagi ada snack di sekitarnya itu sangat berkorelasi positif dengan Indeks Massa Tubuh,'' terangnya.

Agar konsumsi makanan tidak sehat selama di rumah berkurang, Lanang menyarankan agar snack dan minuman manis tersebut diganti dengan makanan yang lebih sehat seperti buah-buahan dan air mineral serta menggiatkan aktivitas fisik selama 30 menit sehari.

YesDok Ads

Dicky L. Tahapary dari Himpunan Studi Obesitas Indonesia menyebutkan agar obesitas tidak memicu timbulnya masalah kesehatan kronis, upaya pencegahan harus dilakukan sedini mungkin. Caranya dengan mengukur lingkar perut. Apabila ukurannya melebihi IBM maka harus segera menurunkan berat berat.

Erna menambahkan, upaya pencegahan obesitas pada anak termasuk di masa pandemi sekarang ini, membutuhkan peran keluarga. 

Dukungan keluarga di rumah, dapat dilakukan dengan memenuhi kebutuhan gizi seimbangnya, menstimulasi perkembangan anak dengan memberikan waktu istirahat yang cukup dan aktivitas fisik, memantau pertumbuhan dan perkembangan anak, serta memastikan kebutuhan pelayanan kesehatan pada anak terpenuhi.

''Upaya pencegahan ini harus dilakukan secara intensif karena anak obesitas memiliki risiko mengalami berbagai penyakit tidak menular di masa remaja,'' tuturnya.

Diungkapkan oleh Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu, berdasarkan laporan dari World Obesity Federation disebutkan orang dengan obesitas memiliki risiko hingga 2 kali lipat memiliki gejala lebih parah dan menjalani perawatan di rumah sakit lebih lama apabila terinfeksi COVID-19.

YesDok Ads