Orangtua Khawatir Anak Sekolah di Tengah Pandemi

June 07, 2020 | Iman

Para murid menggunakan masker

Pandemi corona memaksa beragam aktivitas dilakukan dari rumah, tak terkecuali sekolah yang beralih ke kelas digital. Mengingat grafik pasien covid-19 masih tetap naik, kejelasan tentang sekolah masih terus tanda tanya.

Meski masih menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Beberapa daerah mulai melakukan transisi kearah tatanan normal baru (new normal). Sehingga timbul kekhawatiran bagi orang tua murid jika sekolah segera kembali dibuka.

Kekhawatiran mereka tentu dapat dipahami karena kasus positif corona belum juga terkontrol, terlebih juga belum ditekannya vaksin. Luapan kecemasan orang tua tersebut akhirnya dilimpahkan pada petisi online yang tersebar di dunia maya.

Wacana pembukaan sekolah mengemuka di tengah pelonggaran PSBB. Beberapa ada yang mendukung karena dapat meminimalkan risiko stres pada anak yang terlalu lama di rumah. Pemerhati anak Seto Mulyadi bahkan menyebut pemangku kebijakan jangan berspekulasi selama vaksin belum ditemukan atau curva melandai.

Di beberapa negara mungkin sekolah tatap muka mulai dibuka kembali dengan menerapkan ketatnya protokoler kesehatan termasuk di dalam kelas. Namun, sebagian besar negara yang memilih membuka kegiatan sekolah kembali justru menimbulkan cluster baru Covid-19.

Para ahli penyakit menular mengatakan bahwa akan sangat berisiko mengirim anak kembali bersekolah. Mereka menyebut anak-anak menjadi salah satu kelompok yang paling rentan tertularnya virus mematikan ini.

Meski sekolah memastikan kebersihan dan jarak yang cukup di ruang kelas, hal ini tetap menjadi masalah besar bagi kebanyakan orang tua. Kekhawatiran besar lainnya adalah meningkatnya gejala misterius yang dilaporkan pada anak-anak yang beranjak remaja, yang sangat berbeda dari anak-anak.

Meskipun jumlah kasus virus positif corona di antara anak-anak kurang umum terjadi, kondisi ini perlu disikapi serius. Anak-anak dapat menjadi pembawa tanpa gejala dan menularkan infeksi ke orang lain.

Laporan terbaru WHO bahkan menemukan bahwa salah satu gejala Covid-19 pada anak-anak dikaitkan dengan sindrom inflamasi multisistem pediatrik, yang merupakan gangguan serius dan mirip dengan penyakit Kawasaki. 

(Foto: usnews)

YesDok Ads