Olahraga di Daerah Polusi Tinggi Tetap Bermanfaat Bagi Kesehatan

August 02, 2020 | Iman

Olahraga lari

Tidak dapat dipungkiri Jakarta dan kota-kota besar lain memiliki tingkat polusi udara yang tinggi. Kondisi ini membuat seseorang kesulitan dalam beraktivitas luar ruangan termasuk olahraga.

Berlari memiliki banyak manfaat kesehatan, termasuk membantu menurunkan risiko tekanan darah tinggi dan stroke. Namun tidak perlu khawatir, sebuah studi menyebutkan jika olahraga secara normal meski di daerah berpolusi udara buruk tetap bermanfaat bagi kesehatan.

Sebuah studi baru, yang diterbitkan dalam Circulation mencoba meneliti kondisi orang yang tinggal di Taiwan yang tergolong kota denan kualitas udara buruk. Para peneliti melihat kesehatan lebih dari 140.000 orang yang tinggal di Taiwan tanpa tekanan darah tinggi, dan data latihan yang dilaporkan sendiri diukur dalam metabolic equivalents (METs), atau biaya energi dari suatu kegiatan selama rata-rata lima tahun. Mereka menemukan bahwa mereka yang paling aktif memiliki risiko paling rendah terkena tekanan darah tinggi.

Level aktivitas setiap peserta ditugaskan ke kategori yang sesuai dengan MET yang dilaporkan: tidak aktif (0 MET — setara dengan duduk dengan tenang), sedang (0 hingga 8,75 MET — berjalan sekitar 12 mil atau kurang), dan tinggi (lebih besar dari 8,75 METs — berjalan lebih cepat dari kecepatan mil 12 menit).

Studi ini menemukan bahwa setiap peningkatan tingkat polusi udara dikaitkan dengan risiko hipertensi 38 persen lebih tinggi, sementara peningkatan olahraga menyebabkan risiko tekanan darah tinggi 6 persen lebih rendah. Mereka yang berolahraga cukup memiliki risiko tekanan darah tinggi 4 persen lebih rendah daripada mereka yang tidak berolahraga. Sedangkan  olahraga intensitas tinggi memiliki risiko tekanan darah tinggi 13 persen lebih rendah daripada yang tidak berolahraga, hal ini menunjukkan bahwa olahraga masih memiliki beberapa manfaat jantung-sehat meskipun berisiko menimbulkan polusi udara.

YesDok Ads

"Jika orang-orang dapat lebih meningkatkan aktivitas fisik mereka dari tingkat sedang ke tingkat tinggi, kita dapat melihat 6 persen lebih rendah risiko hipertensi," kata penulis studi yang juga profesor di The Chinese University of Hong Kong, Xiang Qian Lao.

Namun, masih belum diketahui apakah olahraga teratur di daerah dengan polusi udara yang lebih tinggi aman, Lao menyebut masih perlu penelitian lanjut terkait ini. Studi ini mencakup kisaran paparan 5,7-50,3 μg / m3 (konsentrasi polutan udara). Lao dan kawan-kawan menyimpulkan bahwa orang yang melakukan aktivitas fisik rutin di daerah dengan polusi udara kurang dari 50 μg / m3 harus aman.

Perlu diketahui aktivitas fisik meningkatkan laju pernapasan, tetapi juga dapat meningkatkan asupan polusi udara, terutama ketika berolahraga di luar ruangan untuk waktu yang lama. Tentu hal Ini dapat memperburuk efek kesehatan berbahaya yang disebabkan oleh polusi udara.

Tetapi sebagaimana WHO memperkirakan bahwa pada 2016, lebih dari 91 persen populasi dunia tinggal di daerah di mana kualitas udara tidak memenuhi pedoman kualitas udara WHO. “Pedoman kesehatan sangat dibutuhkan untuk memberi tahu orang yang tinggal di kawasan kurang baik ini apakah mereka dapat memperoleh manfaat dari aktivitas fisik yang teratur,” Lao menambahkan.

(Foto: openfit.com)

YesDok Ads