Mengenal Penyakit Mastitis yang Sering Dialami Ibu Menyusui

December 20, 2022 | Claudia

Penyakit Mastitis

Penyakit mastitis adalah infeksi pada jaringan salah satu atau kedua kelenjar susu di dalam payudara. Penyakit ini biasanya terjadi pada wanita yang tengah dalam proses menyusui.

Sering kali ada bagian yang keras dan sakit dalam payudara. Ini bisa terjadi akibat saluran susu yang tersumbat, atau karena bakteri masuk ke payudara melalui luka di kulit.

Penyakit mastitis yang terjadi selama proses menyusui juga dikenal sebagai mastitis laktasi. Ini diperkirakan memengaruhi sekitar 10 persen dari semua ibu menyusui.

Penyakit mastitis sering berkembang selama 3 bulan pertama setelah melahirkan, tetapi bisa juga terjadi hingga 2 tahun kemudian.

Akibat mastitis, banyak ibu menyapih bayinya, namun, sebenarnya ini merupakan hal yang keliru. Dalam kebanyakan kasus, menyusui harus tetap berjalan meski selama mastitis. Biasanya, penyakit mastitis hanya menyerang satu payudara.

Meski umumnya dialami oleh ibu menyusui, namun penyakit mastitis juga bisa terjadi pada wanita yang tidak menyusui. Bahkan dalam kasus yang sangat langka, penyakit mastitis juga dapat memengaruhi pria.

Gejala penyakit mastitis

Ada beberapa tanda dan gejala penyakit mastitis, seperti:

  • Area payudara menjadi merah dan bengkak
  • Area payudara yang mengalami mastitis terasa sakit saat disentuh
  • Area payudara yang mengalami mastitis terasa panas saat disentuh
  • Rasa panas di payudara yang mungkin selalu ada atau hanya pada saat menyusui
  • Muncul gejala seperti flu

Gejala-gejala berikut juga mungkin muncul, seperti:

  • Gangguan kecemasan dan perasaan tertekan
  • Meriang
  • Suhu tubuh yang tinggi
  • Kelelahan ekstrem
  • Sakit dan nyeri
  • Perasaan tidak enak badan

Penyebab penyakit mastitis

Penyakit mastitis biasanya diakibatkan oleh saluran yang tersumbat. Penyumbatan ini menyebabkan ASI stasis, yakni ASI yang dihasilkan tidak keluar saat menyusu, dan tertinggal di payudara.

Penyakit mastitis bisa terjadi jika bayi:

YesDok Ads

  • Tidak menempel pada payudara dengan benar
  • Kesulitan saat menyedot ASI keluar dari payudara
  • Jarang menyusui

Saluran susu juga bisa tersumbat karena tekanan pada payudara yang disebabkan oleh pemakaian pakaian ketat.

Apa pun yang menghentikan ASI untuk dikeluarkan dengan cara yang benar, biasanya akan mengakibatkan stasis ASI, dan ini sering kali menyebabkan penyumbatan saluran ASI.

Dalam ASI yang segar, bakteri umumnya tidak tumbuh subur. Namun jika saluran susu tersumbat, infeksi bakteri bisa lebih mungkin terjadi.

Bakteri di permukaan kulit dapat masuk ke payudara melalui celah-celah kecil.

Penyebab mastitis saat tidak menyusui

Wanita yang tidak menyusui, juga dapat mengalami mastitis. Meski begitu, ini merupakan kejadian yang langka dan kerap disebut sebagai mastitis periductal. Merokok merupakan salah satu hal yang diduga menjadi penyebab mastitis saat tidak menyusui. Merokok dapat merusak saluran susu, dan membuatnya lebih rentan terhadap infeksi.

Melakukan penindikan di area puting payudara juga bisa meningkatkan risiko seseorang terhadap mastitis.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi penyakit mastitis, seperti:

  • Minum lebih banyak cairan dan istirahat yang cukup.
  • Sering-sering menyusui atau tetap mengeluarkan ASI dengan bantuan pompa saat sedang tidak bisa menyusui langsung.
  • Mulailah menyusui dengan payudara yang terdampak mastitis, untuk memastikan ASI terus keluar.
  • Setelah menyusui, keluarkan sisa susu dengan lembut.
  • Tanyakan pada ahli kesehatan, apakah bayi telah menempel pada payudara dengan benar.
  • Coba berbagai posisi menyusui yang berbeda, untuk menemukan posisi yang paling efektif dalam mengeluarkan ASI.
  • Hangatkan payudara dengan kompres hangat sebelum memulai proses menyusui, ini dapat memudahkan ASI untuk keluar saat tengah menyusui.
  • Setelah menyusui, tempelkan kompres dingin pada payudara untuk meredakan ketidaknyamanan.
  • Pijat-pijat secara lembut payudara Anda, ini dapat membantu mengatasi saluran ASI yang tersumbat.
  • Kenakan pakaian yang longgar.

Konsultasi keluhan mengenai masalah kesehatan Anda dengan dokter spesialis di aplikasi YesDok.
 

(Foto: verywellfamily.com)

YesDok Ads