Mengenal Kasus Cerebral Palsy pada Anak

February 11, 2021 | Claudia

Cerebral Palsy

Cerebral palsy merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan sekumpulan kondisi neurologis yang memengaruhi gerakan. Kondisi ini membuat bagian tubuh yang terserang akan kesulitan untuk bergerak. Namun, ini semua bergantung pada seberapa besar derajat keparahannya.

Cerebral palsy tidak menular, dan juga tidak serta merta memengaruhi kecerdasan atau kemampuan kognitif seseorang. Kondisi ini juga tidak bertambah parah seiring bertambahnya usia. Beberapa orang malah menemukan, bahwa kondisinya membaik seiring berjalannya waktu.

Kontrol otot terjadi di bagian otak yang disebut serebrum. Otak besar adalah bagian atas otak. Kerusakan yang terjadi pada otak besar pada masa sebelum, selama, atau dalam 5 tahun kelahiran, dapat menyebabkan cerebral palsy.

Sementara itu, otak juga bertanggung jawab atas ingatan, kemampuan belajar, dan keterampilan komunikasi. Inilah sebabnya, mengapa beberapa penderita cerebral palsy mengalami sedikit masalah dalam komunikasi dan proses belajar. Kerusakan otak juga kadang memengaruhi penglihatan dan pendengaran.

Beberapa bayi baru lahir kekurangan oksigen selama persalinan dan melahirkan. Dulu, kekurangan oksigen selama kelahiran dianggap menyebabkan kerusakan otak. Namun, selama 1980-an, penelitian dilakukan dan menunjukkan bahwa kurang dari 1 dari 10 kasus cerebral palsy berasal dari kasus bayi yang kekurangan oksigen selama kelahiran. Kasus paling sering ditemukan yakni kerusakan yang terjadi sejak sebelum kelahiran, mungkin selama 6 bulan pertama kehamilan.

Sering kali, cerebral palsy tak dapat dicegah, namun beberapa hal dapat mengurangi risikonya. Jika Anda berencana hamil, maka Anda harus memastikan bahwa Anda sudah tervaksinasi dengan baik.

Sementara itu, selama kehamilan juga penting untuk:

  • Menghadiri semua janji dengan dokter kandungan untuk memeriksakan kondisi kehamilan
  • Hindari konsumsi alkohol, obat-obatan terlarang, dan merokok
  • Lakukan olahraga secara teratur, sesuai dengan anjuran dokter
  • Konsumsi makanan yang sehat

(Foto: grantlawoffice.com)

YesDok Ads