MEMAHAMI VAKSIN COVID DENGAN BENAR, TETAP DISIPLIN PROTOKOL KESEHATAN

January 25, 2021 | Dr. Marshell Timotius Handoko, S.Ked

paham vaksin covid

Setelah kabar baik dimana Indonesia menjadi salah satu negara awal yang mendapat vaksin COVID, tentunya hal ini menjadi pembicaraan yang serius dan penting bagi kita. Secara mudah banyak yang berpikir dengan menerima vaksinasi COVID-19 artinya sudah hidup bebas dari COVID-19, padahal tidak demikian.

Setelah seseorang menerima vaksinasi, ternyata seseorang masih dapat terinfeksi, masih dapat menularkan, namun diharapkan tidak sakit berat dan kondisi ini akan meringankan beban pelayanan tenaga kesehatan.

Fakta dimana pasca vaksin bukan berarti anda bisa bebas kemana saja tanpa masker, membuat banyak yang bertanya-tanya apakah benar vaksin ini diperlukan. Tentunya kita harus memahami dengan konsep yang benar terkait vaksin COVID-19.

Berdasarkan hasil uji klinis yang dilakukan sebelum mendapat ijin edar darurat dari BPOM terkait vaksin COVID produksi Sinovac, didapatkan angka efikasi 65%. Angka ini merupakan resiko relatif. Pada uji klinis, 50% relawan mendapatkan vaksin dan 50% sisanya mendapatkan plasebo. Lalu dihitung berapa banyak orang yang bisa terproteksi dari COVID-19 yang bergejala pada tiap kelompok. Sampai saat ini belum ada satupun merek vaksin COVID-19 yang terbukti mencegah infeksi. Masih bisa terinfeksi dan menularkan, namun gejalanya tidak sakit berat. 

YesDok Ads

Mengatasi pandemi butuh solusi yang berlapis. Vaksinasi hanya salah satunya. Lapisan terdepan adalah perubahan perilaku 3M+ ditambah dengan tes, pelacakan, isolasi dan perawatan. Semua vaksin yang ada saat ini terbukti menurunkan penyakit tetapi belum ada bukti ilmiah vaksin-vaksin itu mencegah penularan. Sementara data jelas menunjukan kewajiban mengubah perilaku dan menerapkan 3M penting untuk kepentingan bersama dalam mencegah penularan. 

Vaksin bukan ujung tombak pengendalian pandemi, tapi vaksin adalah startegi pendukung dalam mengendalikan pandemi. Vaksin akan bisa efektif dan program vaksinasi berlangsung secara kondusif jika startegi 3T dan 3M+ kita lakukan dengan optimal, sehingga tidak terjadi lonjakan kasus kesakitan dan kematian. Tidak ada jaminan bahwa ketika melakukan program vaksinasi tidak terjadi lonjakan kasus ataupun terjadi banyak klaster, karena kecepatan program vaksinasi dengan kecepatan virus ini menyebar atau bertambah dengan pola eksponensial itu jauh lebih cepat, jauh lebih unggul virusnya, dan ditambah lagi ada ancaman saat ini adanya strain baru dari virus SARS-CoV-2.

Maka dari itu penting bagi kita untuk berpartisipasi mensukseskan program vaksinasi COVID dan tetap disiplin dalam melakukan protokol kesehatan .

YesDok Ads