Mayoritas Pasien Covid-19 Rawat Inap Belum Divaksin

August 23, 2021 | Aqiyu

pasien covid

Masyarakat terus diimbau untuk tidak ragu-ragu melakukan vaksinasi. Sebab, dengan vaksinasi Covid-19 dapat mencegah terkena atau mengalami gejala berat Covid-19. Vaksinasi juga dapat melindungi orang lain dan generasi selanjutnya serta membantu menghentikan penyebaran Covid-19.

Saat ini, data dari berbagai negara menunjukkan bahwa mayoritas mereka yang terinfeksi dan menjalani rawat inap adalah mereka yang belum divaksin berdasarkan Analisis oleh Public Health England. PHE juga menunjukkan bahwa vaksinasi 2 dosis efektif untuk mencegah hospitalisasi dan kematian karena varian Delta.

Sementara itu, data dari Centers for Disease Control (CDC) atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat menunjukkan bahwa hospitalisasi dan kematian di AS menurun sejak vaksinasi dimulai pada awal 2021. Adapun, data National Health Institute juga menunjukkan 99% kematian di Italia terjadi pada penderita COVID-19 yang belum divaksin.

Di Indonesia, kasus Covid-19 telah menurun. Namun semua pihak harus tetap waspada dan tidak boleh lengah. Karena negara yang sudah mengalami zero-Covid-19 berbulan-bulan tetap dapat mengalami kenaikan kasus. Di kawasan ASEAN mengalami penurunan kasus sebesar 0,4% dan beberapa negara ASEAN mengalami kenaikan kasus yang signifikan. Diantaranya Brunei Darussalam mengalami kenaikan 304%, Filipina 41%, Vietnam 12%, dan Thailand 6%. Sementara Indonesia dapat kembali menekan penyebaran kasus sebesar 22%.

YesDok Ads

Dilansir dari Satgas Covid-19,  Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan, urgensi kesetaraan vaksin kian mendesak lantaran tren kasus Covid-19 tengah kembali menanjak di berbagai belahan dunia. Per 4 Agustus 2021, total kasus Covid-19 secara global telah menembus angka 200 juta. Salah satu penyebabnya adalah tingkat penularan Covid-19 yang semakin cepat.

Berdasarkan data 100 juta kasus pertama yang memerlukan waktu lebih dari 1 tahun dan penambahan 100 juta kasus Covid-19 dalam waktu enam bulan. Dirjen WHO memperkirakan jumlah kasus dapat mencapai 300 juta pada awal tahun atau bahkan bisa lebih cepat lagi. 

(Foto: medicalnewstoday)

YesDok Ads