Kulit Gatal Saat Menopause, Ini Penyebabnya

May 05, 2022 | Claudia

Kulit gatal menopause

Beberapa wanita yang memasuki masa menopause mengeluhkan kulit yang terasa gatal, sebenarnya, apa penyebabnya?

Gatal-gatal saat masa menopause biasanya terjadi pada area tubuh, wajah, hingga alat kelamin, gatal-gatal ini terjadi akibat adanya perubahan hormon. Kadar estrogen mulai menurun, ketika seorang wanita memasuki masa menopause. Padahal, estrogen sangat penting untuk kulit, yakni menjaga kulit tetap lembap dengan merangsang produksi minyak alami dan kolagen. Kolagen adalah protein yang dapat mempertahankan kekuatan dan elastisitas kulit.

Penurunan kadar minyak alami dan kolagen bisa membuat kulit menjadi lebih kering dan lebih tipis. Kedua hal inilah yang menyebabkan kulit menjadi gatal.

Beberapa orang bahkan mengalami sejumlah gejala lainnya selama menopause, seperti kesemutan, kulit terasa ditusuk-tusuk, hingga mati rasa. Intensitas rasa gatal bisa berkisar dari ringan hingga berat. Dalam kasus yang lebih parah, pruritus dapat menyebabkan gangguan tidur yang signifikan, bahkan sampai mengganggu aktivitas sehari-hari.

Masalah kulit yang biasanya juga menyertai pruritus adalah:

YesDok Ads

  • Kulit kering
  • Kulit memerah
  • Ruam pada kulit
  • Infeksi bakteri atau jamur
  • Timbul benjolan-benjolan kecil

Penurunan kadar estrogen juga berarti akan terjadi masalah pada vagina. Sebagian orang mungkin akan merasakan gatal pada vagina yang disebut juga dengan pruritus vulva. Jenis gatal ini dapat terjadi lebih sering, jika seseorang juga mengalami kekeringan pada vagina mereka yang merupakan gejala umum dari menopause.

Tingkat estrogen yang rendah dapat membuat jaringan vagina menjadi lebih kering dan lebih tipis dari biasanya. Kondisi ini disebut atrofi vagina atau vaginitis atrofi, yang dapat membuat vagina atau vulva terasa gatal dan menyakitkan. Kondisi ini juga bisa membuat hubungan seksual terasa lebih menyakitkan.

Beberapa orang bahkan mungkin mengalami kanker tertentu setelah menopause. Anda harus segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami pendarahan pada vagina setelah menopause.

(Foto: steadyhealth.com)

YesDok Ads