Kenali Jenis Penyakit Autoimun

May 16, 2021 | Aqiyu

autoimun

Penyakit autoimun kembali ramai dibicarakan sejak virus corona melanda dunia. Bahkan dikabarkan bahwa orang yang mengidap penyakit autoimun tidak disarankan untuk vaksinasi Covid-19. Penyakit autoimun merupakan kondisi dimana terjadinya peradangan berlebihan dari sistem imun tubuh, menyerang sel-sel tubuh, jaringan dan organ tubuh penderitanya sendiri.

Penyakit autoimun sendiri terdiri dari banyak jenis. Di Indonesia, ada beberapa jenis penyakit autoimun yang paling sering menyerang. Diantaranya, autoimun sendi (rheumatoid arthritis), autoimun lupus (systemic lupus erythematosus), autoimun kulit (psoriasis/psoriatic arthritis), autoimun saraf (multiple sclerosis) dan autoimun tiroid (grave’s disease).

Biasanya penyakit autoimun muncul karena alergi kronis yang tidak disembuhkan. Kemudian infeksi yang tidak ditangani sampai tuntas, aktivitas fisik yang berat tanpa waktu istirahat yang seimbang. Selain itu, bisa juga disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi hingga hormon yang tidak seimbang.

YesDok Ads

Kaitannya hormon tidak seimbang dengan autoimun adalah hormon dalam tubuh yang tidak stabil membuat hormon insulin dan kortisol menjadi tinggi. Akibatnya, hormon tubuh menjadi tidak efektif dalam mengatur aktivitas sistem imun dan membuat aktivitas imun tubuh menjadi berantakan. Sehingga sistem imun mudah terinfeksi dan terjadi rekasi peradangan terlalu tinggi kemudian muncullah penyakit autoimun.

Penyakit autoimun tentu perlu mendapatkan penanganan yang tepat dari dokter. Apalagi jika penyakit autoimun disertai dengan munculnya bercak atau bintik merah yang banyak di kulit bahkan hampir di seluruh tubuh. Rasa nyeri dan ngilu di sendi seperti lutut, siku, jari dan pinggang dan demam tinggi dalam waktu yang lama. Penyakit autoimun yang mendapatkan penangangan tepat akan membaik dan konsisten dalam menerapkan hidup sehat.

Sementara penyebab orang yang menderita penyakit autoimun tidak disarankan untuk vaksin Covid-19 adalah berkaitan dengan sistem imun yang belum seimbang. Hal ini dikhawatirkan terjadi reaksi peradangan berlebih saat menerima vaksin. Namun sampai saat ini masih dalam penelitian lebih lanjut untuk pemberian vaksin pada orang dengan autoimun.

YesDok Ads