Sebuah penelitian dilakukan untuk mengukur dengan lebih akurat seberapa cepat manusia menua. Para peneliti menggunakan sampel darah dari 2.981 individu berusia 18-65 tahun yang mengambil bagian dalam Studi Depresi dan Kecemasan Belanda. 

Dari peserta, 74% memiliki diagnosis gangguan depresi, gangguan kecemasan, atau keduanya, sementara 26% adalah peserta yang sehat.

Para peserta direkrut dari fasilitas kesehatan dan masyarakat umum antara September 2004 dan Februari 2007.

Tim tersebut menggunakan pemodelan komputer untuk memeriksa apakah lima ukuran penuaan biologis - panjang telomer dan jam epigenetik, transkriptomik, proteomik, dan metabolisme - saling terkait dan terkait dengan kesehatan mental dan fisik.

Para peneliti kemudian mengambil lima indikator dan memasukkannya ke dalam analisis yang juga mencakup jenis kelamin, faktor gaya hidup, kemampuan fisik, dan kondisi kesehatan yang diketahui.

Para ilmuwan menemukan bahwa menjadi laki-laki dikaitkan dengan penuaan biologis yang lebih lanjut menurut empat dari lima pengukuran jam biologis. Hal ini sesuai dengan pemahaman bahwa di kebanyakan tempat, wanita hidup lebih lama dari pria.

Faktor lain yang terkait dengan penuaan biologis yang lebih lanjut menurut setidaknya empat dari lima ukuran adalah: memiliki indeks massa tubuh yang tinggi, merokok, dan memiliki sindrom metabolik.

Para peneliti juga menemukan bahwa depresi terkait dengan penuaan biologis yang lebih lanjut. Selain itu, mereka mencatat hubungan antara penggunaan obat dan penuaan ini. 

Namun, mereka tidak dapat menentukan apakah hal ini disebabkan oleh pengobatan itu sendiri atau karena penyakit fisik atau mental yang memerlukan pengobatan.

Sementara itu, studi tersebut memungkinkan para peneliti untuk menyimpulkan bahwa beberapa jam biologis menunjukkan tumpang tindih, tetapi sebagian besar tampaknya melacak berbagai aspek proses penuaan.

(Foto: Freepik)