Pandemi Covid-19 pertama kali terdeteksi pada tahun 2019 akhir. Itu berarti tahun ini memasuki tahun ketiga pandemi Covid-19 melanda hampir di seluruh dunia. Beberapa negara telah mencabut batasan protokol kesehatan Covid-19 dan menyatakan pandemi Covid-19 berakhir. Bahkan terdengar wacana pandemi akan bergeser menjadi endemi. Apakah pandemi Covid-19 sudah benar-benar tidak ada?

Menurut WHO, pandemi Covid-19 masih belum selesai dan diprediksi akan terus berkembang di beberapa negara. “Tidak akan berakhir dimana pun sampai semuanya berakhir,” ujar Tedros Adhanom Ghebreyesus, selaku Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia.

Data WHO menunjukkan dalam selang dua tahun pandemi Covid-19, lebih dari 6 juta orang meninggal dan hampir 444 juta kasus yang terdaftar. Selain itu, tercatat pula sebanyak 46 persen atau sekitar 3,9 juta infeksi di wilayah Pasifik Barat pada minggu lalu. Ini kenapa WHO meyakini bahwa pandemi Covid-19 belum benar-benar berakhir.

Begitu juga dengan pendapat Presiden Pfizer Vaccines, Nanette Cocero yang mengatakan pandemi berpotensi bergeser menjadi ke tahap endemi. Pandemi Covid-19 tidak akan selesai tahun ini, melainkan selesai dua tahun lagi atau tahun 2024 mendatang. Berakhirnya pandemi ini bukan berarti virus corona musnah, tetapi nantinya virus tersebut akan menjadi penyakit menular yang terjadi di wilayah atau musim tertentu. 

Endemi juga bisa terjadi jika di suatu wilayah mencapai kekebalan populasi di dunia sudah cukup terpenuhi dari vaksin. Catatan lainnya, varian Covid-19 dapat menjadi indikator sebagai penentu dari pandemi.  Sementara Erica Charters dari Oxford University menganalisa perubahan dari pandemi ke epidemi di masa lalu. Dimana, menurutnya, prosesnya panjang dan berlarut-larut. Pada pandemi Covid-19 ini telah melonjak dan menurun  secara berbeda di berbagai negara. Seperti di Amerika Serikat yang mempercayai bahwa akhir pandemi sudah dekat.

(Foto: UNC Health Talk)