Kaitan Faktor Genetik dengan Hilangnya Indera Penciuman Akibat Covid-19

January 25, 2022 | Aqiyu

indera penciuman

Salah satu gejala Covid-19 adalah hilangnya indera penciuman dan perasa yang disebut dengan anosmia. Pada beberapa kasus gejala hilangnya indera penciuman dan pengecap menetap setelah pasien Covid-19 dinyatakan sembuh.

Menurut para ahli yang dilansir dari NBC, hal tersebut disebabkan adanya keterkaitan faktor genetik. Bahkan di Amerika Serikat sebanyak 1,6 juta orang yang mengalami anosmia setelah enam bulan terinfeksi Covid-19. Sampai saat ini para peneliti di perusahaan genomik dan bioteknologi terus mengkaji untuk mengetahui penyebab pastinya kenapa indra penciuman dan pengecap ini hilang. Namun, pemikiran sementara ini diduga akibatnya lokus adanya kerusakan sel epitel penciuman. Dimana sel-sel inilah yang membantu manusia mencium bau dan perasa.

“Bagaimana kita mendapatkan infeksi hingga hilangnya penciuman masih belum jelas,” kata seorang profesor otolaringologi di Universitas Vanderbilt dr. Justin Turner.

YesDok Ads

Para peneliti ini meyakini bahwa faktor risiko genetik  meningkatkan kemungkinan pasien Covid-19 akan mengalami kehilangan indera penciuman dan pengecap sebesar 11 persen. Diperkirakan pula sekitar 4:5 pasien Covid-19 mendapatkan kembali indera penciuman dan perasa. Dari penelitian ini juga diketahui bahwa kurangnya kemampuan indera penciuman dan perasa dapat berdampak pada kesehatan fisik dan psikologis. Dari jumlah tersebut artinya sebanyak 68 persen pasien Covid-19 mengalami kehilangan penciuman dan pengecapan.

Setelah dibandingkan perbedaan genetik antara mereka yang kehilangan indera penciuman dan yang tidak, disimpulkan wilayah kumpulan gen yang terkait ini terletak pada UGT2A1 dan UGT2A2. Dimana kedua gen ini terletak di jaringan dalam hidung dan terlibat dalam penciuman sekaligus metabolisme bau.

(Foto: harvard) 

YesDok Ads