Ini yang Terjadi Jika Air Ketuban Sedikit Pada Ibu Hamil

January 31, 2022 | Aqiyu

air ketuban

Air ketuban atau cairan amnion merupakan cairan yang terdapat dalam ruangan yang diliputi selaput janin. Normalnya. Bobot jenis cairan ini sekitar 1.080, semakin tua kehamilan maka berat air ketuban akan semakin turun hingga menjadi 1.025-1.010.

Air ketuban terbentuk kurang lebih 12 hari setelah terjadinya proses pembuahan dan berperan penting pada kehamilan. Air ketuban berfungsi melindungi janin selama dalam rahim dari benturan dan juga guncangan. Dengan air ketuban yang cukup, memungkinkan bayi untuk bergerak ketika sedang berkembang. Gerakan bayi ini dapat membantunya untuk perkembangan tulang dan otot.

Umumnya posisi janin akan berubah-ubah seiring pertumbuhannya. Namun, kurangnya volume air ketuban bisa menghambat Gerakan janin hingga janin cenderung berada di satu sisi perut dalam waktu yang lama. Selain  itu, dampak dari air ketuban yang sedikit pada janin adalah hidung tampak lebar, jarak antara kedua mata agak jauh dan posisi telinga rendah dibandingkan normalnya. Parahnya, jumah air ketuban yang sedikit ini juga dapat mengganggu perkembangan paru-paru. Dimana kondisi ini berisiko membuat bayi kesulitan bernapas saat dilahirkan.

Normalnya, air ketuban berwarna jernih kekuningan dengan volume sekitar 60 mL saat kehamilan berusia 12 minggu. Pada usia kandungan 16 minggu, air ketuban normalnya sebanyak 175 mL dan 400-1200 mL di usia kehamilan 34-38 minggu. Bila volume air ketuban kurang mencukupi dapat berdampak pada perkembangan janin. 

YesDok Ads

Ibu hamil di usia kandungan 42 minggu atau lewat dari Hari Perkiraan Lahir (HPL) paling berisiko mengalami cairan ketuban yang sedikit. Dalam dunia medis, kurangnya air ketuban disebut dengan oligohidramnion. Adapun gejala yang timbul akibat kekurangan air ketuban adalah sebagai berikut:

  • Rahim berukuran kecil tidak sesuai dengan usia kehamilan.
  • Berat badan kehamilan tidak bertambah banyak.
  • Detak jantung janin tiba-tiba menurun.
  • Ibu hamil mengalami penurunan jumlah cairan ketuban, yang terdeteksi melalui USG.
  • Penurunan aktivitas janin yang signifikan.
  • Cairan bocor dari vagina.

(Foto: KHOU)

 

YesDok Ads