Ini Penyebab dan Gejala Kolera

November 17, 2020 | Claudia

Kolera

Kolera merupakan penyakit menular akut, yang ditandai dengan diare, hilangnya cairan dan elektrolit dalam tubuh yang ekstrem, dan dehidrasi parah. Jika tidak segera ditangani, kolera bisa berakibat fatal.

Kolera disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae (V. cholerae). Ahli bakteriologi Jerman, Robert Koch (1843-1910), mempelajari penyakit ini selama terjadi epidemi di Mesir. Dia menemukan bakteri di usus orang-orang yang telah meninggal akibat kolera. Namun, ia tidak dapat mengisolasi organisme atau menginfeksi hewan dengan bakteri tersebut.

Namun ketika Koch pergi ke India, ia berhasil mengisolasi bakteri, dan menemukan bahwa bakteri dapat tumbuh subur pada kain yang lembap, tanah yang kotor dan lembap, dan kotoran pasien dengan penyakit kolera.

Bakteri penyebab kolera dapat masuk ke dalam tubuh melalui mulut, ketika mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh kotoran manusia, akibat sanitasi dan kebersihan yang buruk. Bakteri juga bisa masuk lewat konsumsi makanan laut (seafood) yang masih mentah atau belum matang seluruhnya, khususnya kerang yang berasal dari lingkungan muara, tiram, dan kepiting. Sayuran yang tidak dibersihkan dengan benar atau dicuci dengan air yang telah terkontaminasi juga bisa menjadi sumber infeksi kolera.

Hanya sekitar 1 dari 20 orang yang terinfeksi kolera menunjukkan gejala yang parah. Sebagian besar orang yang terinfeksi bahkan tidak menunjukkan gejala. Biasanya gejala akan muncul sekitar 12 jam hingga 5 hari setelah seseorang terpapar bakteri. Gejala dapat beragam, mulai dari asimtomatik atau tanpa gejala hingga parah.

Gejala kolera termasuk:

YesDok Ads

  • Diare yang parah, biasanya hingga menjadi air.
  • Muntah
  • Kaki kram

Seseorang dengan kolera dapat dengan cepat kehilangan cairan dalam tubuhnya, bahkan mencapai 20 liter sehari. Ini kemudian menyebabkannya mengalami dehidrasi yang parah.

Tanda-tanda dehidrasi meliputi:

  • Kulit kendur
  • Mata cekung
  • Mulut kering
  • Kurang berkeringat
  • Detak jantung cepat
  • Tekanan darah rendah
  • Pusing
  • Penurunan berat badan yang cepat

Meskipun kolera mudah diobati, kolera diperkirakan menyerang sekitar 3 sampai 5 juta orang setiap tahunnya. Penyakit ini juga menyebabkan lebih dari 100.000 kematian di seluruh dunia.

Karena dehidrasi yang parah, angka kematian tinggi bila tidak segera diobati, terutama jika terjadi pada anak-anak dan bai. Kematian dapat terjadi pada orang dewasa pula. Orang-orang yang sembuh dari kolera biasanya memiliki kekebalan tubuh jangka panjang terhadap infeksi kolera berulang di masa depan.

(Foto: time.com)

YesDok Ads