Ini Gejala Sifilis dalam 4 Tahapan

August 30, 2022 | Claudia

Gejala Sifilis

Sifilis atau raja singa adalah salah satu jenis penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Gejala sifilis dimulai dengan munculnya luka pada area kelamin, mulu, atau anus, tanpa rasa sakit. Munculnya luka yang tidak disertai rasa sakit ini kerap kali tidak disadari oleh penderitanya, meski begitu, dari mulai munculnya gejala sifilis ini, sifilis sudah bisa ditularkan ke orang lain.

Sifilis tidak boleh diabaikan, karena tanpa pengobatan yang tepat, sifilis bisa merusak otak, jantung, dan berbagai organ tubuh lainnya. Bahkan sifilis yang terjadi pada ibu hamil bisa menyebabkan kondisi janin tidak normal, dan bahkan menyebabkan kematian pada bayi.

Gejala sifilis berkembang secara bertahap, dan dalam tahap tertentu, gejala sifilis mungkin tak lagi muncul, tapi penderita masih bisa menularkan sifilis ke orang lain.

Berikut ini merupakan gejala-gejala sifilis berdasarkan tahapan pengembangannya:

Sifilis primer

Gejala sifilis muncul antara 10–90 hari setelah penderita terpapar bakteri penyebab sifilis. Gejala yang muncul mulanya berupa luka kecil di kulit yang tidak menimbulkan rasa sakit. Luka ini biasanya terbentuk di sekitar kelamin, atau lokasi masuknya bakteri ke dalam tubuh.

Selain pada alat kelamin, luka ini juga bisa terbentuk di mulut atau anus. Bahkan, luka akibat sifilis juga bisa terbentuk di bagian dalam vagina, mulut, atau anus, sehingga tidak terlihat.

Luka akan hilang dalam 3–6 minggu, namun bukan berarti penderita dinyatakan sembuh. Jika luka tidak diobati, infeksi sifilis bisa berkembang dari primer menjadi sekunder.

Pada tahap ini, bisa juga muncul benjolan pada area selangkangan, yang menandakan terjadinya pembengkakan kelenjar getah bening. Ini merupakan reaksi dari sistem kekebalan tubuh terhadap masuknya bakteri penyebab sifilis.

Sifilis sekunder

YesDok Ads

Beberapa minggu setelah luka menghilang, ruam bisa muncul sebagai gejala sifilis tahap sekunder. Ruam bisa muncul di bagian tubuh mana pun, termasuk di telapak tangan dan kaki. Ruam juga bisa disertai munculnya kutil pada area kelamin atau mulut, tapi tidak menimbulkan rasa gatal.

Ruam yang muncul biasanya berwarna merah atau merah kecokelatan dan memiliki tekstur yang kasar. Namun, beberapa ruam terlihat samar, sehingga tidak disadari penderitanya.

Selain munculnya ruam, gejala sifilis sekunder juga bisa disertai demam, nyeri otot, sakit tenggorokan, lemas, pusing, pembengkakan pada kelenjar getah bening, rambut rontok, dan penurunan  berat badan secara drastis.

Tanpa pengobatan yang tepat, gejala infeksi akan berlanjut ke tahap laten hingga tersier.

Sifilis laten

Di tahap sifilis laten, bakteri tetap ada, namun sifilis tidak menimbulkan gejala apa pun hingga bertahun-tahun. Pada 12 bulan pertama tahap sifilis laten, infeksi masih bisa ditularkan, namun setelah 2 tahun, infeksi masih ada di dalam tubuh, namun sudah tidak bisa menular kepada orang lain. Meski begitu, sifilis laten tetap perlu mendapat pengobatan, karena jika tidak makan sifilis akan berkembang ke tahap sifilis tersier, yakni tahap sifilis yang paling berbahaya.

Sifilis tersier

Infeksi sifilis tersier, muncul antara 10–30 tahun setelah terjadinya infeksi pertama. Sifilis pada tahap tersier ditunjukkan dengan terjadinya kerusakan permanen pada organ-organ tubuh. Ini bisa berakibat fatal pada penderitanya.

Di tahap ini, sifilis bahkan bisa berdampak pada mata, otak, jantung, pembuluh darah, hati, tulang, hingga ke sendi-sendi dalam tubuh. Penderita bahkan bisa mengalami komplikasi seperti kebutaan, penyakit jantung, atau stroke.

(Foto: icloudhospital.com)

YesDok Ads