Ini Caranya Turunkan Risiko Kanker Paru-paru

November 23, 2019 | Iman

Sebuah penelitian terbaru menemukan fakta bahwa mantan perokok memiliki risiko kanker paru-paru turun sekitar 39 persen usai lima tahun berhenti, bahkan bagi mereka yang perokok berat. Tetapi, studi itu juga menambahkan, risiko masih tetap ada tiga kali lebih tinggi setelah 25 tahun dibandingkan mereka yang bukan perokok.

Menurut studi American Journal of Preventive Medicine seperti dilansir Runners World, para peneliti melihat hubungan antara kebugaran kardiorespirasi dan tingkat kanker paru-paru di antara pria mantan perokok dan mereka yang masih melakukannya.

Para peneliti menilai hampir 3.000 pria  sekitar setengahnya adalah mantan perokok dengan usia rata-rata 59 tahun. Mereka mengamati selama 11 tahun, dan menentukan kebugaran kardiorespirasi mereka melalui tes treadmill, di mana kapasitas olahraga ditentukan menggunakan “metabolic equivalents” yakni suatu ukuran berapa banyak oksigen yang dikonsumsi selama aktivitas. Tes ini memberikan gambaran yang baik tentang seberapa baik oksigen memasok otot selama latihan yang menjadi indikasi efisiensi kebugaran.

Dari 99 peserta yang didiagnosis menderita kanker paru-paru, 79 di antaranya meninggal dalam waktu lima tahun setelah didiagnosis. Mereka merupakan mantan perokok, setiap peningkatan tes treadmill menghasilkan risiko 13 persen lebih rendah terkena kanker paru-paru. Semakin tinggi tingkat kebugaran mereka, semakin rendah risikonya. Kelompok tingkat sedang dan tinggi melihat skor risiko yang lebih rendah masing-masing 51 persen dan 77 persen.

Para perokok saat ini melihat manfaat besar dengan setiap kenaikan terkait dengan risiko 18 persen lebih rendah dibandingkan dengan perokok saat ini yang tidak memiliki tingkat kebugaran yang meningkat. Tingkat kebugaran sedang hingga tinggi memiliki skor risiko yang lebih rendah, yaitu 84 persen hingga 85 persen.

YesDok Ads

“Yang perlu diperhatikan adalah bahwa meningkatkan atau mempertahankan tingkat kebugaran sangat penting untuk kesehatan secara keseluruhan dan pencegahan penyakit kronis, termasuk mengurangi risiko kematian,” kata penulis utama studi, Baruch Vainshelboim.

“Dalam mekanisme yang menjadikan olahraga sebagai perjuangan melawan kanker, itu tidak sepenuhnya dipahami. Tetapi olahraga diketahui dapat meningkatkan fungsi fisiologis dalam banyak cara, termasuk keadaan metabolisme dan kekebalan tubuh yang meningkat,” Vainshelboim lebih lanjut mengatakan. 

Meskipun penelitian ini hanya dilakukan pada pria, kemungkinan hasilnya akan serupa bagi wanita.  Peneliti percaya bahwa penelitian lebih lanjut perlu mendukung klaim tersebut.

“Bukan hanya perokok atau mantan perokok, dengan tingkat kebugaran kardiorespirasi yang lebih tinggi pasti memiliki risiko lebih rendah terkena kanker apa pun,” Vainshelboim menambahkan.

(Foto: lung.ca)

YesDok Ads