Seksualitas
Dewasa
+1

Ini Alasan Posisi Seks Misionaris Bikin Cepat Hamil

July 16, 2022 | Aqiyu

Ini Alasan Posisi Seks Misionaris Bikin Cepat Hamil

Dalam pernikahan, sebagian suami istri mendambakan kehadiran buah hati. Namun, kadang tantangan yang suami istri adalah sulit hamil. Salah satunya adalah melakukan seks menggunakan posisi klasik yang dianggap efektif dalam mewujudkan kehamilan yaitu posisi seks misionaris. 

Faktanya, posisi seks misionaris saat ejakulasi dianggap sebagai posisi seks yang paling efektif membuka besarnya peluang kehamilan. Sebab, dalam posisi misionaris ini wanita akan berbaring telentang dengan posisi kaki terbuka serta lutut yang sedikit ditekuk. Sementara, posisi pria berada diatas menghadap wanita sambal menopang berat tubuhnya dengan lengan atau siku dan melakukan penetrasi. 

Dengan posisi seks misionaris, penetrasi yang dilakukan oleh pria dapat dilakukan lebih dalam dibandingkan posisi seks lainnya. Sehingga saat ejakulasi, posisi seksi misionaris mempermudah sperma mengalir menuju serviks atau leher rahim. Anda bisa meletakkan bantal di bawah bokong agar posisi vagina sedikit lebih tinggi dari serviks. Hal ini dapat membantu pergerakan sperma. Selain itu, setelah berhubungan seks usahakan untuk berbaring dalam beberapa waktu dan tidak terburu-buru berdiri. Agar sperma yang sudah masuk tidak tumpah keluar.

YesDok Ads

Meski begitu, Anda dan pasangan tidak boleh hanya fokus pada posisi seks untuk mendorong terjadinya kehamilan. Perhatikan pula waktu bercinta, Anda dan pasangan sangat dianjurkan untuk rutin berhubungan intim di masa subur wanita. Peluang kehamilan juga akan lebih tinggi jika Anda dan pasangan menjaga berat badan ideal, rutin berolahraga, mengonsumsi makanan sehat dan bernutrisi. Seperti telur, yogurt, ikan, buah dan sayuran. 

Usahakan pula untuk rutin berolahraga dan menerapkan pola hidup sehat. Hindari merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol. Sebaiknya Anda dan pasangan juga menjalani program hamil Bersama dokter kandungan. Prosedur konsultasi program hamil dengan dokter diawali dengan pemeriksaan riwayat kesehatan diri, kesehatan keluarga, bedah dan vaksinasi. Pemeriksaan fisik seperti pengukuran berat badan, tanda vital dan panggul. Serta pemeriksaan laboratorium yang bertujuan untuk memeriksa rubella, sifilis, hepatitis, HIV dan indikasi lainnya.

(Foto: Luis Law)

YesDok Ads