Sebuah studi telah mengidentifikasi adanya hubungan antara asupan dua minuman bersoda per hari dengan peningkatan risiko patah tulang pinggul pada wanita pascamenopause. 

Menurut artikel yang dilansir oleh Medical News Today, penulis makalah studi ini mengatakan bahwa patah tulang dapat terjadi setiap 3 detik. 

Walaupun beberapa faktor risiko utama osteoporosis tidak mungkin diubah, seperti usia dan jenis kelamin, gaya hidup tertentu dapat memainkan peran dalam peningkatan risikonya. 

Para peneliti lainnya di Tufts University menemukan bahwa wanita yang secara teratur minum soda berbasis cola memiliki kepadatan tulang hampir 4% lebih rendah di pinggul, meskipun mereka mengontrol asupan kalsium dan vitamin D. 

Namun, wanita yang minum minuman ringan non-cola, seperti Sprite, tampaknya tidak berpengaruh pada kepadatan tulang mereka. 

Sebuah studi menemukan keterkaitan antara asupan cola dan osteoporosis namun tidak melihat efek yang sama pada soda lainnya.

Dalam rangka untuk menyelidikinya, para ilmuwan mengambil data dari Women’s Health Initiative. Mereka merupakan studi nasional berkelanjutan yang melibatkan 161.808 wanita pascamenopause. Para peneliti menggunakan data dari 72.342 peserta ini.

Selama analisis berlangsung, para ilmuwan memperhitungkan berbagai variabel yang berpotensi memengaruhi hasil termasuk usia, etnis, tingkat pendidikan, penggunaan terapi hormonal dan indeks massa tubuh (BMI).

Mereka juga mengamati hubungan antara antara konsumsi soda dan peningkatan cedera terkait osteoporosis. 

Para penulis mengatakan “Untuk total konsumsi soda, menunjukkan peningkatan risiko patah tulang pinggul sebesar 26% diantara wanita yang minum rata-rata 14 porsi per minggu atau lebih.”

Mereka menjelaskan bahwa hubungan tersebut secara statistik hanya untuk soda bebas kafein, yang dimana menghasilkan peningkatan risiko sebesar 32%. 

Mereka juga menegaskan bahwa studi ini hanya membandingkan wanita yang minum soda paling banyak dua minuman per hari dengan mereka yang tidak minum sama sekali.