Fakta Seputar Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)

June 06, 2021 | Aqiyu

KIPI

Setiap harinya, angka terpapar Covid-19 masih menunjukkan angka yang tinggi. Untuk itu, vaksinasi masih gencar dilakukan untuk membentuk kekebalan tubuh dan mencegah penularan semakin meluas. Namun sayangnya, masih banyak orang yang ragu menerima vaksin karena khawatir dengan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

Padahal, KIPI dapat terjadi pada semua jenis vaksin bukan hanya pada vaksin Covid-19 saja. KIPI sendiri merupakan gejala medis, terjadi setelah vaksinasi dan diduga terkait dengan imunisasi atau vaksinasi. Vaksinasi menyebabkan sistem kekebalan tubuh penerima bereaksi terhadap antigen yang terkandung di dalam vaksin sehingga memicu terbentuknya antibodi.

Dilansir dari Kemenkes RI, KIPI membentuk respon tubuh terhadap vaksin yang disuntikkan, efek samping vaksinasi memiliki reaksi yang berbeda-beda di setiap orang. Umumnya reaksi yang timbul adalah nyeri, bengkak dan kemerahan di tempat suntikan, demam, sakit kepala, lelah atau tidak enak badan, mengantuk, mual dan lapar. Hal ini merupakan hal yang masih waja, biasanya bersifat sementara dan ringan.

KIPI dibagi menjadi dua kelompok yakni KIPI ringan dan KIPI berat. KIPI ringan cenderung bersifat lokal, mudah diatasi dan bisa hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan. Sedangkan KIPI berat menunjukkan gejala yang parah dan biasanya tidak berlangsung lama seperti kecacatan, syok anafilaktik dan alergi.

Reaksi anafilaktik adalah syok yang disebabkan oleh reaksi alergi yang berat. Membutuhkan pertolongan yang cepat dan tepat. Untuk itu fasilitas pelayanan kesehatan harus selalu siap mengantisipasi kemungkinan kejadian tersebut. Reaksi anafilaktik pasti terjadi pada penyuntikan vaksinasi skala besar meskipun kejadiannya sangat jarang. Dari satu juta dosis, terjadi sebanyak 1 atau 2 kasus.

YesDok Ads

Hingga kini dilaporkan belum ada kejadian anafilaktik pasca penyuntikan COVID-19 di Indonesia. Reaksi anafilaktik bisa terjadi tidak hanya disebabkan vaksin, namun juga bisa terjadi akibat antibiotic, kacang, nasi dan zat kimia. Reaksi anafilaktik tergolong ke dalam KIPI serius sehingga setiap kejadiannya harus dilaporkan secara berjenjang. Selanjutnya diinvestigasi oleh petugas kesehatan pelaksana imunisasi.

“Sampai saat ini, tidak ada yang meninggal karena vaksinasi Covid-19. Hasil investigasi atas dugaan  kasus kematian akibat vaksinasi Sinovac dan AstraZeneca menunjukkan tidak terkait dengan vaksinasi, melainkan karena faktor penyakit lain yang diderita, seperti infeksi Covid-19, penyakit jantung dan pembuluh darah, gangguan fungsi ginjal secara mendadak, atau diabetes mellitus dan hipertensi tidak terkontrol.” Ujar Prof Dr. dr Hindra Irawan Satari, Ketua Komnas KIPI.

Jika Anda merasa ada gejala yang lebih serius, segera datang ke fasilitas layanan kesehatan terdekat dan laporkan melalui situs keamananvaksin.kemkes.go.id.

(Foto: UNAIDS)

YesDok Ads