Fakta: Perokok Lebih Rentan Terhadap Virus Corona

March 30, 2020 | Claudia

Perokok

Seluruh dunia sudah digemparkan oleh virus Corona yang semakin meluas penyebarannya. Gerakkan #DiRumahAja nyatanya juga tak hanya berlaku di Indonesia, melainkan hampir di seluruh penjuru dunia. Gerakan jaga jarak fisik ini diharapkan dapat memutus mata rantai penyebaran Covid-19 yang begitu cepat.

Berbagai fakta yang berhubungan dengan Covid-19 juga terus bergulir. Salah satunya adalah fakta di mana perokok nyatanya lebih rentan terhadap penularan virus Corona. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), perokok lebih rentan terhadap Covid-19 karena ketika perokok menyentuh mulut mereka dengan jari-jari yang terkontaminasi, virus bersentuhan dengan mulut dan masuk ke dalam tubuh. Belum lagi untuk mereka yang suka berbagi rokok, ini akan mempermudah perpindahan atau penularan virus Corona kepada orang lain.

Orang yang merokok sudah memiliki paru-paru atau sistem pernapasan yang terganggu. Ini semua karena partikel berbahaya dari tembakau yang masuk dan bergerak jauh ke dalam saluran pernapasan dan diendapkan ke alveoli paru-paru. Endapan racun atau karsinogen meningkatkan risiko kanker di paru-paru termasuk mulut.

Covid-19 merupakan penyakit yang sangat memengaruhi sistem pernapasan seseorang. Virus ini dapat menyebabkan masalah pernapasan ringan hingga berat, seperti sesak napas, batuk, dan bahkan radang paru-paru. Para ahli medis mengatakan bahwa ketika virus Corona memasuki saluran pernapasan, mereka pertama-tama akan menyebabkan peradangan pada saluran udara yang diikuti oleh iritasi pada lapisan saluran udara. Ini menghasilkan batuk dan sesak napas yang menjadi gejala utama dari Covid-19.

Jika kondisinya berkembang, virus akan mencapai alveoli atau kantung udara dan menginfeksinya juga. Karena infeksi alveoli, bahan inflamasi dilepaskan di kantung udara yang kemudian menyebabkan peradangan. Zat peradangan ini biasanya berbentuk cairan. Kondisi ini menyebabkan pneumonia, karena tubuh tidak dapat menerima oksigen yang cukup akibat pengendapan cairan di kantung udara.

Dalam kasus Covid-19, sebagian besar paru-paru dapat terpengaruh. Sekalipun sistem kekebalan dalam tubuh kita mencoba melawan infeksi, mereka tidak dapat melakukannya secara efektif karena virus-virus ini terhitung baru bagi tubuh manusia. Inilah mengapa perokok sangat rentan terhadap Covid-19, karena paru-paru perokok yang sudah terganggu sebelumnya akan lebih mudah terinfeksi oleh virus Corona.

Efek terhadap kekebalan tubuh

Menurut sebuah penelitian, sekitar setengah dari orang dewasa yang memiliki penyakit pneumokokus adalah perokok. Terjadi peningkatan risiko 51% penyakit pneumokokus pada perokok, 17% pada perokok pasif, serta 14% pada orang dengan penyakit kronis.

Jika melihat laporan sebelumnya dari  Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) yang terjadi pada tahun 2012, perokok dan orang-orang dengan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) terinfeksi lebih cepat dibandingkan dengan orang-orang yang sehat atau yang tidak merokok. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Infectious Diseases mengatakan bahwa orang yang merokok telah meningkatkan kadar protein yang disebut Dipeptidyl peptidase-4 (DPP4) yang membuat sel-sel paru-paru lebih rentan terkena infeksi oleh MERS-CoV.

Satu yang harus diingat, virus Corona baru ini tak hanya rentan terhadap perokok aktif. Ini juga rentan terhadap perokok pasif. Oleh karena itu, sangat disarankan bagi Anda untuk menghindari asap rokok, terlebih di masa-masa karantina ini.

Berhenti merokok bisa menjadi keputusan terbaik dalam hidup Anda. Meski memang tak mudah untuk bisa benar-benar lepas dari rokok, tapi setidaknya ini merupakan awal yang baik untuk mencegah virus Corona menginfeksi tubuh kita. Berhenti merokok tidak hanya akan meningkatkan fungsi paru-paru tetapi juga akan membuat Anda kurang rentan terhadap Covid-19.

Mari terapkan pola hidup sehat untuk meningkatkan imunitas, dan berhenti merokok sekarang juga!

(Foto: syracuse.com)

YesDok Ads