Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan tumor ganas pada rahim yakni bagian paling bawah pada uterus (rahim). Kanker ini dapat dicegah dengan pemindaian PAP smear dan vaksin HPV. Munculnya kanker serviks mungkin tidak ada gejala. Namun dalam beberapa kasus, mungkin ada pendarahan yang tidak teratur atau rasa sakit. Lalu, benarkan darah haid yang bau adalah pertanda kanker serviks?

Bau darah haid atau menstruasi berbeda dengan bau darah segar. Apalagi, bau busuk pada darah haid sulit disadari. Bau darah haid normal hanya seperti bau metalik saja, namun darah haid bau busuk atau amis bisa saja terjadi. Biasanya kondisi darah haid yang bau busuk disebabkan oleh benda asing yang menempel pada darah. Seperti pembalut atau tampon yang sudah lama tidak diganti. Untuk itu, disarankan untuk mengganti pembalut setiap 3-4 jam sekali.

Sehingga mendeteksi gejala kanker serviks hanya dari aroma darah haid sangat sulit. Tapi perlu diketahui jika bau busuk darah haid sangat menyengat dan terjadi dalam jangka waktu yang lama bisa jadi itu adalah tanda gejala dari kanker serviks stadium lanjut. Bau busuk pada darah haid bisa berasal dari jaringan mati akibat infeksi kanker yang berada pada mulut rahim.

Darah haid yang berbau menusuk ini memang tidak selalu berhubungan dengan kanker serviks. Adanya infeksi bakteri vaginosis yang menyerang vagina juga akan menimbulkan bau pada darah haid. Bacterial vaginosis merupakan infeksi vagina yang disebabkan oleh pertumbuhan bakteri yang berlebihan. Kondisi ini lebih rentan dialami oleh wanita yang sering bergantian pasangan seks.

Sementara gejala kanker serviks yang bisa dialami seperti timbulnya rasa nyeri pada tulang panggul dan selama berhubungan seksual. Menstruasi yang tidak teratur, keputihan abnormal atau pendarahan abnormal vagina. Gejala umum misalnya kelelahan, mual atau penurunan berat badan.

Jika menstruasi yang Anda alami menunjukkan gejala yang tidak normal, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter. Anda juga dapat berkonsultasi dengan para dokter yang terpercaya melalui aplikasi YesDok.

(Foto: unsplash)