Beberapa waktu lalu ramai di sosial media mengenai pengalaman FWB alias friend with benefit (teman dengan keuntungan). FWB adalah hubungan pertemanan yang melebihi dari batasan teman. Biasanya, FWB ini cenderung melakukan kontak fisik seperti hubungan seksual dan lainnya tanpa komitmen layaknya pasangan. Sayangnya, hubungan fenomenal seperti ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
Friend with benefit ini dilakukan tanpa dilandasi hubungan emosional, tetapi dekat secara fisik dan bertujuan hanya saling menguntungkan saja. Banyak yang mengaitkan FWB dengan kegiatan seksual untuk memuaskan satu sama lain, tidak saling mengikat dan umumnya berjalan secara singkat. Sehingga orang yang terlibat FWB-an ini dapat dengan bebas berkencan pula dengan orang lain.
Fenomena FWB banyak terjadi dikalangan orang dewasa muda yang masih Sekolah Menengah Atas atau perguruan tinggi hingga perkantoran yang tinggal di perkotaan. Dimana usia-usia tersebut, seseorang masih aktif dalam mengeksplorasi seksualitasnya. FWB dapat memberikan dampak buruk bagi segala aspek kehidupan, diantaranya:
Dampak Friend with Benefit Pada Psikis Seseorang
Friend with benefit sangat berimbas pada mental seseorang, baik pada pria maupun wanita. FWB bisa saja memberikan pengalaman buruk bagi seseorang sehingga dapat meninggalkan trauma mendalam dan menyebabkan krisis kepercayaan atau trust issue pada pasangannya nanti. Mengingat kebanyakan kasus friend with benefit ini merupakan hubungan tanpa perasaan yang tidak terbalas dan termasuk hubungan yang penuh ketidakpastian.
Pada dasarnya hubungan FWB dilakukan hanya untuk bersenang-senang yang hanya berlangsung sebentar. Bahkan sebuah penelitian menyebutkan bahwa sepertiga response yang memiliki hubungan FWB tidak berjalan lama, tidak langgeng dan tidak dapat bertahan lama (tidak sampai satu tahun). Hubungan yang mengutamakan “keuntungan” tanpa bermaksud menjalani hubungan serius ini dapat dengan mudah menyebabkan sakit hati. Apalagi jika salah satu diantaranya berekspektasi tinggi yang menginginkan hubungan tersebut berubah menjadi hubungan romantis seperti pasangan kekasih. Jika ekspektasi tidak terpenuhi, tidak menutup kemungkinan psikis seseorang akan terganggu. Akan timbul rasa kecewa, stress hingga depresi karena harapannya tidak terwujud.
Friend with Benefit Meningkatkan Risiko Penyakit Menular Seksual
Seperti disebutkan sebelumnya, FWB bisa saja dilakukan hanya untuk saling menguntungkan dalam urusan seksual. Hal ini tentu berisiko bagi kesehatan kelamin. Apalagi FW tidak saling mengikat dan menerapkan komitmen. Pasangan FWB-an Anda bisa menjalin hubungan dengan siapapun dan melakukan seksual dengan orang lain mungkin tanpa pengaman (kondom). Pada akhirnya, risiko penyakit menular seksual meningkat
Penyakit menular seksual yang dapat mengancam kesehatan Anda adalah HIV, HPV, kutu kemaluan, gonore, kutil kelamin, herpes genital, sipilis. Klamidia dan trikomoniasis. Bahaya berhubungan seksual tanpa alat kontrasepsi seperti kondom dan lainnya juga dapat memicu kehamilan yang tidak diinginkan.
(Foto: freepik)
