Sudah tiga tahun sejak pandemi COVID-19 dimulai, dan komunitas medis masih mempelajari hal-hal baru tentang penyakit tersebut hingga saat ini. Salah satu gejala yang banyak dikeluhkan adalah insomnia dan biasa disebut covid insomnia.

Masih membingungkan banyak peneliti adalah, virus corona juga menyebabkan penderitanya kesulitan tidur. Ini menjadi salah satu gejala yang paling banyak dialami, dan menyebabkan banyak masalah.

Dr. Emmanuel During, seorang psikiater dan ahli saraf, mengatakan kepada bahwa ia melihat fenomena yang sama pada pasien di Rumah Sakit Mount Sinai.

"Nyeri, yang juga bisa terjadi pada malam hari, dan banyak ketidakseimbangan otonom, gangguan otonom, yaitu kemampuan tubuh kita untuk mengontrol detak jantung dan tekanan darah - yang dapat menyebabkan episode palpitasi, keringat di malam hari," kata During.

Sebuah survei tahun 2022 oleh American Academy of Sleep Medicine menemukan bahwa hampir sepertiga orang Amerika mengalami gangguan tidur sejak pandemi dimulai. Fenomena tersebut dijuluki covid insomnia atau "COVID-somnia" oleh para ahli.

Dokter merekomendasikan untuk memiliki kebiasaan tidur yang baik untuk melawan masalah insomnia atau kurang tidur. Mengikuti jadwal waktu tidur yang teratur dan tidak menggunakan perangkat dengan layar sebelum tidur hanyalah beberapa cara untuk menghambat sulit tidur.

Selain itu, mulai untuk gaya hidup sehat, seperti makan makanan yang bergizi, seperti buah dan sayur, hingga berolahraga secara rutin.

YesDok menyediakan dokter profesional yang memungkinkan Anda berkonsultasi dari mana saja dan kapan saja. Konsultasi keluhan dan tanya dokter mengenai masalah kesehatan Anda dengan dokter spesialis di aplikasi YesDok.