Cegah Stunting pada Anak

July 06, 2022 | Iman

Anak stunting

Stunting tidak sekadar masalah tinggi badan. Stunting menjadi masalah serius karena berdampak pada perkembangan kognitif anak yang pada akhirnya memengaruhi kehidupan berbangsa baik dari sisi produktivitas maupun perekonomian negara.

Untuk memastikan anak mengalami stunting atau pendek, orang tua sebaiknya rutin memeriksakan kesehatan anaknya di fasilitas kesehatan. Pada saat kontrol, anak akan diukur tinggi dan berat badannya. 

Pengukuran harus dilakukan dengan baik, tanpa alas kaki dan tutup kepala. Setelah itu, dibandingkan berat badan terhadap tinggi badan apakah proporsional atau tidak. Kalau tinggi anak di bawah minus 2 berarti anak pendek, tetapi belum tentu stunting. Kita harus mencari tahu penyebabnya dengan melakukan anamnesis. 

“Dokter akan bertanya mengenai faktor lingkungan seperti polusi dan asap rokok, faktor nutrisi seperti nutrisinya cukup atau tidak, nutrisinya cukup tetapi komposisinya tidak seimbang, nutrisinya berlebihan, apakah ada penyakit infeksi kronis, apakah ada tuberkulosis, keganasan, atau thalassemia,” kata Dokter Spesialis Anak Ahli Endokrinologi, dr. Dana Nur Pribadi, Sp. A(K).

Menurutnya, stunting disebabkan oleh asupan nutrisi yang tidak adekuat atau gangguan kronik yang menyebabkan asupan nutrisi tidak bisa diserap dengan baik oleh tubuh untuk pertumbuhan dan perkembangan. 

YesDok Ads

“Perbedaan stunting dengan tubuh pendek yang lain bisa dilihat dari berbagai faktor, seperti suatu sindrom, kelainan tulang, gangguan hormon atau genetik. Tubuh pendek yang disebabkan oleh faktor-faktor itu bukan stunting,” ungkap dr Dana.

Stunting tidak terjadi begitu saja, melainkan dimulai dari janin hingga sang anak menginjak usia 2 tahun. Dengan kata lain, 1.000 hari pertama kehidupan seorang anak menjadi sangat krusial untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Pada periode ini otak dan sinaps-sinapsnya berkembang pesat. Oleh karena itu, anak jangan sampai kekurangan nutrisi. 

Dr Dana menegaskan, stunting dapat dicegah sebelum kehamilan. Sebaiknya ibu baru hamil saat sudah dewasa, bukan anak-anak atau remaja, ini berhubungan dengan usia saat menikah sehingga bukan saja organ reproduksi sudah siap, tetapi ibu juga sudah siap secara mental dan keluarga sudah siap secara ekonomi. Saat hamil, kebutuhan nutrisi ibu harus terpenuhi dengan baik seperti mikro nutrien, zat besi, dan asam folat. 

“Saat hamil, ibu tidak boleh terpapar asap rokok, dan faktor infeksi wajib diperhatikan. Setelah bayi lahir, diberi ASI eksklusif, diberi MPASI yang baik dengan gizi seimbang, imunisasi sesuai dengan jadwal, serta menyediakan lingkungan yang bersih, aman, dan sehat bagi anak. Intinya, bayi yang lahir dari ibu yang siap dan sehat, diawasi serta diberikan hak dengan baik akan mencegah Stunting,” jelas dr. Dana.

(Foto: thetelegraph)

YesDok Ads