Cegah Stroke Pada Pasien Gangguan Irama Jantung

October 05, 2021 | Iman

Stroke

Penyakit kardiovaskular saat ini masih menjadi pembunuh nomor satu di dunia, mengakibatkan 18,6 juta kematian per tahun, sementara itu orang dengan penyakit kardiovaskular lebih berisiko terkena COVID-19.

Salah satu jenis penyakit kardiovaksular adalah gangguan irama jantung penyebabnya akibat faktor genetik, sinyal elektrik jantung tidak normal, dan perubahan jaringan jantung normal. Angka kejadian stroke iskemik pada pasien aritmia lebih tinggi 5 kali lipat.

Para ahli menjelaskan bagaimana hubungan antara aritmia dan stroke. Hal ini diawali dari adanya gangguan kontraksi jantung, sehingga membuat aliran darah tertahan. Aliran darah yang tertahan akan membentuk gumpalan (tromboemboli), yang dapat terbawa ke otak. 

Hal ini dapat menyumbat pembuluh darah di otak, yang akhirnya menyebabkan stroke.

Stroke juga dapat memicu terjadinya aritmia, sebanyak 52% pasien stroke yang tidak memiliki penyakit jantung sebelumnya mengalami aritmia. 

Beberapa tips pencegahan stroke pada pasien aritmia, diantaranya dengan melakukan gaya hidup sehat, seperti tidak merokok, tidak mengonsumsi minuman beralkohol, hindari makanan yang berlemak dan mengandung natrium tinggi, lakukan olahraga rutin, kontrol tekanan darah dan gula darah, menjaga berat badan agar ideal, serta rutin meminum obat yang diresepkan oleh dokter.

Pasien juga sebaiknya minum obat rutin yang telah diresepkan dokter, perbaiki irama dan laju jantung dengan mengonsumsi obat laju jantung (beta bloker) atau irama jantung (digoksin), atau obat yang mencegah penggumpalan darah yaitu obat pengencer darah (aspirin/warfarin). Pemakaian obat-obatan ini harus sesuai dengan indikasi dokter.

(Foto: pixabay)

YesDok Ads